majalahsora.com, Kota Bandung – Akhyad aktivis dan pemerhati pendidikan di Kota Bandung, angkat bicara sehubungan dengan gaduhnya hasil proses seleksi anggota Dewan Pendidikan Kota Bandung (DPKB) periode 2022- 2027.
Sejauh ini tahapan pemilihan anggota DPKB sudah memasuki tahapan validasi administrasi, mereka yang lolos adalah, Adrian, Hadi Subari, Imas Sumiati, Lalibussolihah, Nelis Supriati, Nike Kamarubiani, Ramdhan Pratama, Sely Martini, Sofa Sari Miladiah, Teddy Hikmat Fauzi dan Yusuf.
11 nama itu telah mengikuti tahapan seleksi administrasi yang sudah dilakukan dua tahap yang dilakukan oleh panitia seleksi (pansel).
Tetapi hasil dari proses itu, tidak sesuai ekspektasi masyarakat pendidikan, yang ingin adanya perubahan signifikan di dalam kepengurusan DPKB, untuk memajukan dunia pendidikan di Kota Bandung.
“Saya kaget melihat pemberitaan yang tersebar khususnya di banyak group WA, terkait hasil seleksi Dewan Pendidikan Kota Bandung,” kata Akhyad, Rabu (14/5/2022) pagi.
“Saya sudah lama sekali aktif di Kota Bandung dan mengikuti perkembangan masalah Dewan Pendidikan Kota Bandung, awalnya merasa bangga juga karena mungkin ini awal kemajuan bagi Kota Bandung karena Dewan Pendidikan Kota Bandung sudah sangat lama tidak di ganti jadi kesannya seolah akan terus kepengurusannya seumur hidup,” imbuhnya.
Namun kata Akhyad setelah melihat 11 nama yang diumumkan dari hasil pansel, hanya segelintir orang yang ia ketahui.
“Sisanya nama-nama asing kiprahnya juga tidak terdengar di bidang pendidikan,” kata Ahkyad.
“Jadi ini bisa disebut sebuah kemunduran atau sebuah kemajuan, tetapi hal ini saya rasa harus dipertanyakan juga mekanisme cara pansel melakukan pemilihan,” imbuhnya.
Tetapi secara pribadi dirinya berharap anggota DPKB ini, akan lebih baik dari sebelumnya, dengan catatan harus dilihat dari rekam jejak mereka.
“Saya tidak akan menyebutkan nama, tetapi saya rasa publik tahu dan tidak asing dalam dedikasinya di Dunia Pendidikan. Saat saya melihat hasil pengumuman dari semuanya itu, jarang sekali terdengar namanya, apalagi dedikasinya bagi pendidikan Kota Bandung,” tegas Akhyad.
“Jadi saya berharap Wali Kota Bandung bisa mengkaji ulang, bila perlu mengulangi seleksi karena dari orang-orang yang direkomendasikan menjadi Dewan Pendidikan (calon) tidak mewakili semua unsur,” imbuhnya.
Masih kata Ahkyad akan lebih baik jika DPKB Kota Bandung, anggotanya diisi dari berbagai unsur, sebagai keterwakilan masyarakat di bidang pendidikan.
Dari pengamatan dan kacamatanya, saat ini condong diisi oleh kalangan akademisi saja, tanpa ada unsur masyarakat yang lain.
Sekedar diketahui, pendaftaran anggota DPKB dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 13-26 April 2022, melalui laman disdik.bandung.go.id/dpkb.
Semua persyaratan diverifikasi oleh tim kesekretariatan dan divalidasi oleh tim panitia pemilihan.
Mereka calon anggota DPKB, wajib mengikuti semua proses mekanisme penetapan dari panitia. Meliputi tes tulis dan wawancara, dengan mempersiapkan presentasi Visi-Misi (5-10 halaman tidak termasuk daftar pustaka).
Sementara itu, untuk rangkaian proses seleksi hingga pengumuman akan disampaikan melalui laman disdik.bandung.go.id/dpkb setelah proses selesai pada bulan Mei 2022. [SR]***