majalahsora.com, Kota Bandung – Islamic Community Summit (ICS) 2022 adalah ajang Silaturahmi Komunitas Muslim Indonesia yang mengusung tema, “Berjamaah Lebih Kuat”.
Rencananya ICS 2022 akan dilangsungkan pada hari Selasa hingga Rabu, 12-13 Juli 2022 di Grand Asrilia Hotel Convention & Restaurant di Jalan Pelajar Pejuang 45, No 123, Kota Bandung.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia Islamic Community Summit 2022 Apud Saefudin melalui sambungan telepon, Selasa, (5/7/2022).
Lanjut Apud, ICS 2022 kali ini akan dihadiri oleh para ketua atau perwakilan komunitas-komunitas Muslim yang ada di Indonesia, dan dibatasi hanya sekira 75 komunitas yang hadir secara luring.
“Bagi komunitas lainnya, pengurus atau anggota komunitas yang belum berkesempatan hadir secara luring, bisa mengikutinya secara daring dengan cara mendaftar lewat aplikasi Zoom atau menonton live di YouTube Syaamil TV,” kata Apud.
Apalagi rencananya panitia akan menghadirkan para tokoh penting, di antaranya Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat sekaligus pegiat komunitas), Riza Zacharias (Founder Syaamil Group dan Komunitas Muda Juara), Ustadz Shamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York).
“Insya Allah akan hadir juga Pegiat Komunitas Kajian Musyawarah, yakni Dhimas Seto dan Dhini Aminarti, Ustadz Bilal Attaqy, dr. Andhika selaku Pengasuh Masjid Muslim Billionaire, Ketua Komuninas ODOJ, dan para tokoh serta pegiat komunitas lainnya,” kata Apud.
Sekedar diketahui, kata Apud saat ini telah terjadi tren pergeseran gaya hidup.
“Wabah pandemi telah memberikan pelajaran keseimbangan antara dunia-akhirat dan kehidupan pribadi/keluarga-sosial, keseimbangan antara ranah pribadi dengan ranah umum,” kata Apud.
Oleh sebab itu Islam telah mengajarkan tentang keseimbangan hidup antara orientasi dunia-akhirat ini, termasuk keseimbangan saat makan-minum dan dalam membelanjakan harta.
“Bagi milenial Muslim, keseimbangan menjadi faktor penting dalam hidup,” kata Apud.
Masih kata Apud masa muda tidak lepas dengan menjalani passion atau hobi, mencari jati diri, dan bereksplorasi.
“Milenial Muslim merupakan experience-seeker, mereka kerap mencari pengalaman seru dan menyenangkan, dan tidak ingin melewatkan momen penting dalam hidupnya,” tuturnya.
Meski begitu, kegiatan tersebut kata Apud tetap sejalan dengan kaidah agama maupun nilai-nilai kebaikan yang mereka pegang.
“Wabah pandemi telah menciptakan masyarakat baru yang penuh empati, terlihat dari begitu banyaknya aksi simpatik berupa pemberian donasi dan penggalangan dana untuk masyarakat yang terdampak pandemi,” kata Apud.
Merujuk pada data dari Google menyebutkan, pencari kata kunci “menyumbangkan” naik hingga 150%, begitu pula “paket sembako” melonjak hingga 200% selama 2020 kemarin.
Sedangkan data dari Go-Pay membuktikan 80% responden pernah berdonasi selama 2020 kemarin dengan sebagian motivasinya adalah karena nilai-nilai sosial dan agama.
Berdasarkan pandangan dan data-data tersebut, maka bisa disimpulkan komunitas hadir dan membawa peran penting bagi kehidupan bermasyarakat.
“Banyak perubahan-perubahan besar di masyarakat yang digerakkan oleh komunitas baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun budaya,” kata Apud.
“Sebagai contoh, masyarakat kini mulai kembali dekat dengan Al-Qur’an karena militansi Komunitas One Day One Juz (ODOJ), Bobotoh Taqwa (BOTAQ) yang bergerak di ranah suporter bola, Sahabat Langit yang menjangkau ke Indonesia Timur, dan lain-lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan jika sebelumnya suporter bola cenderung dicap negatif karena sifat anarkis dan lupa shalat wajib saat pertandingan bola, Komunitas BOTAQ hadir untuk memberikan warna positif yang memberikan teladan saat menonton bola, mengadakan pengajian khusus para suporter, dan tentu saja berbagi.
Sementara itu Komunitas Sahabat Langit, fokus menyalurkan sembako, Al-Qur’an, dan kebutuhan lainnya khusus Indonesia Timur yang seringkali tidak tersentuh.
“Begitu pula dengan komunitas-komunitas lainnya yang berperan positif dalam berbagi makanan dan seterusnya,” kata Apud.
Merujuk riset dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) membuktikan, komunitas berperan sebagai pemantik semangat bagi individu dan masyarakat.
“Lebih detailnya seseorang lebih mungkin mengadopsi perilaku dan gaya hidup lebih baik jika menerima informasi dan ajakan hidup baik berkali- kali dari orang yang berbeda-beda,” kata Apud.
Sambungnya, hal tersebut dikarenakan masyarakat pada umumnya dikenal lebih kolektif, hanya saja konsep memberikan aura positif yang dilakukan oleh berbagai komunitas di atas dilakukan masing-masing, belum berkolaborasi antar komunitas.
“Kalau beberapa atau bahkan semua komunitas saling berkomunikasi, saling berjejaring, saling bersinergi, dan saling menguatkan, insya Allah efeknya bisa jadi akan jadi lebih hebat lagi,” kata Apud.
Inilah yang menjadi alasan kuat Syaamil Group menginisiasi lahirnya Islamic Community Summit (ICS) 2022 dengan tagline “Berjamaah Lebih Kuat”.
“Syaamil Group juga mengundang perwakilan dari pemerintah, swasta, platform donasi, dan unsur masyarakat lainnya sebagai pendukung dari ekosistem komunitas,” kata Apud.
Dirinya juga berharap kontribusi ICS 2022 mampu menggerakkan komunitas Muslim di Indonesia dan bisa menjadi penggerak peradaban bangsa menuju ke arah yang lebih baik dan diberkahi oleh Allah SWT.
Lomba-lomba ICS 2022
ICS 2022 mengadakan Lomba Video Kreatif Satu Menit “Berjamaah Lebih Kuat” dengan hadiah utama satu buah laptop ASUS VivoBook dan hadiah total senilai 109 juta rupiah lebih.
Video tersebut wajib diunggah ke Instagram Feed dan ZenCreator Community.
Peserta terbuka untuk umum (15-30 tahun) dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Periode lomba adalah 1-11 Juli 2022, dan pemenang akan diumumkan pada 12 Juli 2022.
Konten acara yang akan dihadirkan di ICS 2022 kali ini pada intinya ada tiga bagian penting, yaitu Sharing-Bonding Networking.
Sharing adalah berbagi pengalaman dari tokoh-tokoh nasional dan pegiat komunitas.
Bonding adalah momen kebersamaan agar saling mengenal dan ‘menautkan hati’.
Sedangkan Networking adalah saling berjejaring antarkomunitas.
Adapun tujuan dari ICS 2022 ini mampu menggerakkan komunitas Muslim di Indonesia, bisa menjadi penggerak peradaban bangsa menuju ke arah yang lebih baik dan diberkahi oleh Allah Swt. [SR]***