majalahsora.com, Kota Bandung – Pembentukan karakter siswa melalui program Profil Pelajar Pancasila dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di setiap jenjang, baik pendidikan dasar menengah maupun perguruan tinggi terus digulirkan.
Bertujuan agar siswa dan mahasiswa ke depan memiliki karakter yang unggul, baik dari sisi agama, akhlak, sikap, mental, kompetensi, sosial budaya dan lainnya.
Program tersebut juga dilaksanakan di SMPN 27 Kota Bandung, melalui kurikulum berdiferensiasi yang disesuaikan dengan ketertarikan siswa terhadap suatu bidang.
Sehubungan dengan itu Kepala SMPN 27 Kota Bandung, Nita Hidawati menjelaskan, bahwa di tahun ajaran baru 2022/2023 di sekolah yang dipimpinnya akan dibuat kelas pra Taruna.
Adapun latar belakang dibuatnya kelas pra Taruna, setelah dirinya menganalisis keadaan internal dan eksternal SMPN 27.
Di antaranya SMPN 27 berada di Komplek Pusat Kesenjataan Infanteri( Pussenif) TNI, Jalan Yudhawastu Pramuka No 1, Kota Bandung. Di samping itu banyak lulusan SMPN 27 yang melegalisir ijazah untuk mendaftar pendidikan TNI.
“Setiap Minggu saya melegalisir ijazah, mungkin ada setumpuk dan kebanyakan digunakan untuk mendaftar ke TNI,” kata Nita, kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, di ruang kerjanya, Selasa (23/8/2022).
“Tadinya akan disebut kelas pra Taruna tapi setelah berdiskusi dengan tim maka istilahnya menjadi kelas khusus,” imbuhnya.
Nita dan tim lalu membuat google form untuk menjaring keinginan orangtua siswa dan siswa yang tertarik melanjutkan ke TNI.
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Secara prinsip, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan SMP Disdik Kota Bandung, Dani Nurahman, S.Ap., M.Ap., mendukung program SMPN 27 Kota Bandung
“Animo anak-anak petinggi TNI untuk masuk ke TNI cukup tinggi ada juga yang memang bukan anak TNI. Bedasarkan analisa itu kita buat google form. Alhamdulilah responnya positif,” kata Nita.
“Dari Pussenif juga sengaja datang, memastikan apakah memang ada program khusus di SMPN 27,” imbuhnya.
Setelah itu terkumpul 75 orang siswa, lalu diseleksi kembali oleh Guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mendapatkan siswa yang memang serius ingin jadi TNI. Akhirnya terkumpul dua kelas.
Setelah itu, pihaknya akan mengkomunikasikan kembali dengan para orangtua siswa kelas khusus.
“Programnya baru diobrolkan dengan orangtua siswa. Namun sekarang belum diundang lagi. Dalam satu bulan ke depan akan dilihat perkembangannya,” kata Nita.
Rencananya, siswa yang ada di kelas khusus setiap hari Jum’at setelah pulang sekolah akan diberikan jam tambahan, selama dua jam pelajaran (90 menit).
“Mereka nantinya akan mendapatkan materi mengenai kedisiplinan, bela negara, kepemimpinan dan kebugaran,” kata Nita.
“Nah itu perlu dikomunikasikan secara matang dengan orangtua siswa. Kalau nambah jam pasti ada pembiayaan yang harus didiskusikan. Termasuk juga membicarakan pengajarnya. Misalnya untuk kebugaran apakah dari guru olahraga SMPN 27 atau memang dari TNI langsung,” imbuhnya.
Tidak kalah penting, nantinya juga akan menyiapkan kemampuan sisi akademiknya.
“Untuk ke TNI ada nilai minimal, yakni 8,5. Kalau sudah disiapkan kita godok terus pada saat pembelajaran. Apabila tidak mencapai nilai itu, akan terus diremedial berulang-ulang sampai mencapai nilai itu,” kata Nita.
Saat ditanya mengenai sarana-prasarananya? Kata Nita untuk pembentukan kebugaran, bisa menggunakan fasilitas Pussenif yang memadai.
Menanggapi program di SMPN 27 Kota Bandung, Dani Nurahman, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Pertama (PPSMP), Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, secara prinsip mendukung hal tersebut.
Namun ia berpesan, bahwa untuk pembentukan karakter dan penguatan untuk persiapan masuk TNI sedari dini bisa juga dikaitkan dengan kegiatan kepramukaan.
“Saya pikir kecakapan dalam kepramukaan kumplit juga. Jadi siswa itu bisa aktif juga dalam kegiatan kepramukaan. Intinya saya mendukung apa yang dilakukan oleh Bu Nita di SMPN 27,” pungkas Dani, di ruang kerjanya, Rabu (24/8/2022) sore.
Beberapa Raihan Prestasi dan Program Nita Hidawati
Sekedar informasi, Nita merupakan kepala sekolah yang selalu memiliki ide dan gagasan inovatif.
Setiap sekolah yang dipimpinnya memiliki ciri khas mandiri.
Ia pernah menjadi kepala SMPN 6 Kota Bandung dan memiliki julukan “Ratu Toilet” karena berhasil membuat toilet siswa siswi bak di hotel.
Di samping itu mewakili kepala sekolah di Kota Bandung berangkat ke Paris Prancis, kerjasama dengan badan PBB UNESCO, melihat sistem pendidikan.
Lalu setelah itu berhasil membawa SMPN 21 Kota Bandung meraih Adiwiyata Mandiri tingkat nasional.
Kemudian saat memimpin SMPN 49 Kota Bandung ia membuat terobosan, memperbaiki saluran air, meningkatkan SDM, sistem barcode dan sebelum dipindahkan sedang menggarap galeri terbuka. [SR]***