majalahsora.com, Kota Cimahi – Bandung – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Barat (Jabar), menggelar bazzar Ramadhan 1443 H, hasil karya para penyandang disabilitas, di kantor Dinsos Jabar, dari tanggal 11 hingga 14 April 2022.
Bazzar Ramadhan Difabel tersebut, dihelat oleh Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel, Dinsos Jabar, menjual berbagai produk hasil para penyandang disabilitas, yang tidak kalah bagusnya dengan produk lainnya.
Kepala Dinsos Jabar Dodo Suhendar menuturkan, Bazzar Ramadhan Difabel sebagai upaya Dinsos memberikan perhatian dan bimbingan bagi penyandang disabilitas, yang memiliki talenta, di Pusat Layanan Sosial Griya Difabel.
Dra. Hj. Ester Miory Dewayani, M.M.Pd., Kepala UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel
“Kita mencoba Mengangkat rekan-rekan difabel, untuk menunjukan talenta dan potensi dalam berkarya. Mereka memiliki berbagai talenta, ada yang membuat batik, olahan pangan dan lainnya. Ternyata hasil produk mereka bagus, dan layak untuk dijual,” terang Dodo.
Lanjut Dodo, kegiatan ini menjadi kebanggaan, dan yang penting, semua ekosistem memberikan suatu fasilitas dan akses. Diharapkan para difabel ke depan, mampu menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri, secara sosial juga ekonomi.
Membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat
“Dinas Sosial Jawa Barat memiliki tempat bernama, Loka Bina Karya sebagai tempat pelatihan potensi difabel. Di sini mereka melakukan aktivitas bersama, ada yang menjahit, membatik dan yang lainnya. Pada momentum pameran bisa lebih mengenalkan. Ke depan, kita mendorong memiliki galery yang khusus menjual produk mereka,” tegas Dodo.
Selain itu juga, Dinsos mendorong ada kerjasama dari pembiayaan perbankan, dan pendampingan dari pengusaha sebagai bapa angkat, yang mempunyai keperdulian terhadap difabel.
Sementara itu, Ester Miory Dewayani, Kepala UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel, menambahkan Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Disabilitas, bertekad mengantarkan kaum difabel bisa lebih berinteraksi sosial dengan masyarakat, melalui berbagai kegiatan.
Baca dengan Al-Qur’an braille
“Ini bukan panti, tetapi tempat pengembangan potensi difabel, kegiatan bazzar ini hasil swadaya keluarga besar Pusat Sosial Disabilitas. Di sini kami ajarkan bagaimana mereka berbaur dengan masyarakat, seperti ngaji bareng, diajarkan cara memandikan jenazah, tatabusana, tataboga, tatarias, juga servis motor, servis hp, lampion, handycraf dan lainnya, 8 bulan kita latih,” terang Ester.
“Alhamdulillah, batik-batik mereka sangat bagus, sudah kita pasarkan ke beberapa daerah bahkan Pak Sekda dan Mentri Erik Tohir juga membeli dari sini. Nanti kita coba market place (toko online) melalui aplikasi shopee. Intinya, kita mendukung mereka menjadi mandiri,” ungkap Ester.
Batik Hatimulia buatan disabilitas yang Diklat di Pusat Layanan Sosial Griya Difabel
Selain itu juga, mereka galakan budaya Jumat berkah, dengan menyiapkan makanan dan bantuan untuk mesjid.
Sehubungan dengan peserta Diklat umumnya, mereka berusia 20 hingga 30 tahun, dan merupakan putus sekolah. Kata Ester, jumlahnya saat ini 80 orang, padahal, tahun sebelumnya berjumlah 120 orang, pengurangan itu dampak recofusing anggaran.
“Mereka penyandang tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa, mereka bisa banget mengikuti setiap program yang dilatihkan. Terlebih, para instrukturnya kami datangkan dari luar. Seperti seni dari ISBI Bandung, pembatik dari Bogor,” pungkasnya. [SR]***