Tim perumus dialog yang menyayangkan pembubaran BPBKD Disdik Jabar
majalahsora.com, Kota Bandung – Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Sunda SMA dari berbagai daerah, Dosen Bahasa Sunda UPI, UNPAD dan perwakilan dari DKJB (Dewan Kebudayaan Jawa Barat) adakan kegiatan dialog mengenai dihapusnya BPBKD. Dilaksanakan di Kantor PDP (Puslitbang Dinamika Pembangunan) UNPAD, Kota Bandung, Kamis (8/3/2018).
Mereka menyesalkan atas dibubarkannya BPBKD, yang berada di bawah naungan Disdik Jabar, oleh pemerintah, akhir Pebruari 2018 lalu.
Padahal BPBKD merupakan satu-satunya lembaga yang selama ini memberi perlindungan kepada pengajaran Bahasa Sunda di sekolah (TK/RA, SD/MD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat).
Lembaga tersebut, dianggap representasi tanggungjawab pemerintah daerah dalam memelihara dan memajukan Bahasa Sunda, sejalan dengan amanah undang-undang.
Setelah BPBKD dibubarkan, kini substansi programnya dititipkan di bidang-bidang Disdik. Hal tersebut menimbulkan rasa khawatir bagi para Guru Bahasa Sunda, khususnya yang berkaitan dengan nasib pengajaran Bahasa Sunda yang semakin lemah.
Untuk itu tim menyarankan beberapa alternatif: (1) Menghidupkan kembali BPBDK; (2) Menegakkan lembaga baru yang tugas pokok bersama fungsina sama dengan BPBKD, serta mengurus pelajaran bahasa Sunda di seluruh (PAUD, Dikdas, Dikmen); (3) Mengusahakan agar urusan pelajaran bahasa Sunda di masukkan dalam struktur kurikulum nasional,serta diurus oleh pemarintah pusat.
Kepada DKJB sebagai lembaga yang punya fungsi memberi pertimbangan bersama usulan kepada Pemda Jabar, agar menyampaikan kecemasan Guru-guru Bahasa Sunda mengenai dibubarkannya BPBKD.
Saat acara, Ganjar Kurnia, mantan Rektor UNPAD, bersama jajaran anggota DKJB sangat mengapresiasi usulan Tim. Dan memahami kegelisahan Guru/MGMP atas bubarnya BPBKD.
Rencananya DKJB akan menemui Kadisdik bersama Gubernur Jawa Barat secepatnya menyampaikan usulan Tim. Lebih jauh DKJB akan berdialog dengan Menteri Pendidikan, serta Presidén Jokowi.
Encep, M.Pd., Ketua MGMP Basa Sunda Kota Bandung (kanan)
Senada dengan Ganjar, Dingding, Dosen dan juga pengurus ikatan alumni UPI, menuturkan tujuan diadakannya dialog tersebut tidak lain untuk mempererat kedudukan dan fungsi bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan.
“Mudah-mudahan dengan usulan ini dapat membuat pengajaran bahasa daerah tidak disepelekan. Apalagi pengajaran bahasa daerah (Sunda) sangat cocok dengan kurikulum 2013, yang penuh dengan penguatan budi pekerti bangsa, mudah-mudahan ada jalan terbaik, secara pribadi saya menyayangkan penghapusan BPBKD,” ujar Encep, Ketua MGMP Bahasa Sunda Kota Bandung, Kamis (15/3/2018) malam, melalui sambungan telepon.
Timnya sendiri terdiri dari MGMP Bahasa Sunda, guru,bersama dosen terdiri dari: Dingding Haérudin (UPI), Dian Héndrayana (UPI), Rahmat Hidayat (Sumedang), Sri Asdianwati (Garut), Darpan (Garut), Risnawati (Subang), Susi Budiwati (Cimahi), Encép Ridwan (Kota Bandung), Ruci Sucitra (Kota Bandung), Cucu (Kota Bandung), Lély Halimah (KBB), Imas Rohilah (Cianjur), Ilah Nurlélah (Cirebon), Sutanandika (Bogor),S ri Asdianwati (Garut), bersama Apip Ruhamdani (FK KKG-MGMP). Hadir juga dari Dewan Kebudayaan Jawa Barat (DKJB) diwakili oleh Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Wély, Yayat Héndayana, Abah Iwan (Iwan Abdurrahman) dan staf. [SR]***