majalahsora.com, Kota Cimahi – Masa tugas sebagai Plt Kepala SMAN 2 Kota Cimahi yang diemban oleh Drs. Jajang Koswara, M.Si., sekitar enam bulan sudah selesai. Sebelumnya ia menggantikan Drs. H. Doddy Sularto, M.M., yang purna tugas.
Meskipun hanya dalam hitungan enam bulan kurang memimpin, Jajang yang merupakan Kepala SMAN 4 Kota Cimahi, telah berhasil memberikan perubahan signifikan di SMAN 2 Kota Cimahi.
Berkenaan dengan kepemimpinan Jajang, Agus Hermawan, S.Pd., M.M.Pd., Pengawas Pembina SMA Disdik Jabar, kepada awak media majalahsora.com, menjelaskan ada empat aspek yang ia awasi, yakni kurikulum, kesiswaan, humas serta sarana prasarana.
“Berkaitan dengan kurikulum, keadaan sekolah, yang saya perhatikan (di SMAN 2 Kota Cimahi) Pak Jajang benar-benar memacu, mengajak guru-guru di sini untuk ikut serta menjadi guru penggerak,” kata Agus di SMAN 2 Kota Cimahi, Jalan KPAD Sriwijaya IX No.45A, Kamis (18/1/2024).
“Pak Jajang juga sering terjun langsung, sehingga perkembangan sekolah selama enam bulan nampak perubahan dari luar dan dalam,” imbuhnya.
Agus Hermawan, S.Pd., M.M.Pd., Pengawas Pembina SMA Disdik Jabar
Lanjutnya, Jajang memotivasi para guru untuk mengembangkan kompetensinya agar lebih maju. Para caraka pun tidak luput dimotivasi oleh Jajang. Yang tadinya ijazahnya masih SMP didorong untuk mendapatkan ijazah SMA.
Lalu, salah satu guru SMAN 2 Kota Cimahi, Sunengsih lolos menjadi pengawas, satu-satunya yang lolos dari Cimahi.
Dalam kesempatan yang sama Siti Nurelah, S.Pd., Wakasek Humas, menambhakan bahwa selama dipimpin Jajang, banyak perubahan yang terjadi.
“Itu tidak terlepas dari pendekatan Pak Jajang yang dilakukan secara persuasif, personal, tidak sekedar mengajak atau menyuruh, tetapi memberikan contoh terlebih dahulu,” kata Siti.
Dari segi penataan lingkungan sekolah pun lebih apik dan rapi, seperti taman, dihiasi dengan bunga, begitu juga terhadap kebersihan sekolah.
Siti Nurelah, S.Pd., Wakasek Humas
“Pendekatan manajemen juga bagus, banyak memberikan masukan. Pembagian tugas caraka TU lebih baik,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Anni Kristanti, M.Pd., Wakasek Kurikulum, menambahkan selama Jajang menjadi Plt dari sudut pandang kurikulum, dirinya merasa mendapat banyak wawasan.
“Mencari informasi, banyak bertanya sebagai pembanding dari mana saja, harus banyak membuat jaringan dan lainnya,” kata Ani.
Pasalnya kata Ani, SMAN 2 Kota Cimahi sudah melaksanakan kurikulum merdeka, jadi harus dengan cepat mencari informasi agar terus berkembang sesuai standar yang ada.
Dengan begitu banyak guru senior yang sudah mulai hilang semangatnya (karena perubahan kurikulum), setelah mendapatkan pembinaan mengajarnya lebih semangat lagi.
Anni Kristanti, M.Pd., Wakasek Kurikulum
“Intinya Pak Jajang itu pribadi yang humanis dengan pendekatan personal,” kata Ani.
Dari struktur kurikulum memberikan masukan agar menilai siswa tidak semata-mata dilihat dari hasil akhirnya saja tetapi juga prosesnya. Sehingga saat lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai keinginan dan potensi masing-masing siswa.
Masih berkaitan dengan guru penggerak, kata Ani dengan dorongan Jajang, guru-guru harus mengikuti program guru penggerak.
Ani pun sudah lolos menjadi guru penggerak dan memenuhi kriteria menjadi kepala sekolah, sekarang sedang menunggu asesmen.
H. Asep Saefullah, S.Pd., Kordinator Tim Penjaminan Mutu Program Sekolah (TPMPS)
Senada dengan mereka, H. Asep Saefullah, S.Pd., Kordinator Tim Penjaminan Mutu Program Sekolah (TPMPS) yang merupakan guru senior di SMAN 2 Kota Cimahi, menilai bahwa Jajang merupakan tipe kepala sekolah yang memiliki keberanian dan memiliki rasa estetika tinggi.
“Sekarang di dekat Pos Satpam sudah tidak ada lagi tempat penampungan sampah sementara. Sehingga secara estetika perwajahan SMAN 2 lebih elok, lebih bersih. Khawatir kalau ada tamu nunggu di pos satpam ada bau kurang sedap. Sekarang sudah dipindahkan ke belakang sesuai keinginan warga sekolah,” kata Asep.
Berikutnya sayap kiri kanan, sebelumnya menjadi tempat menyimpan aset sekolah, seperti bangku meja yang sudah tidak terpakai, kini sudah dihibahkan, sehingga bisa dipakai untuk tempat parkir kendaraan bermotor roda dua karyawan dan pengelola kantin.
“Sedangkan di bidang akademik, Pak Jajang memberikan banyak masukan yang sangat dibutuhkan oleh kami. Banyak hal baru yang didorong untuk dipelajari, menyikapi hal itu membagi tiga kelompok, Selasa Rabu Kamis, untuk mencoba membuka platform merdeka mengajar (PMM),” pungkasnya. [SR]***