majalahsora.com, Kabupaten Tasikmalaya – Jumlah warga yang putus sekolah, karena terkendala akses pendidikan ke jenjang menengah atas, salah satunya bisa diatasi dengan program SMA terbuka yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar).
Diketahui program SMA terbuka, terbukti mampu meningkatkan angka lulusan sekolah dan mendorong indeks pembangunan manusia serta angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) di Jabar.
Hal tersebut dituturkan, Awan Karyawan selaku Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas merangkap Pengelola SMA Terbuka SMAN 1 Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.
Menurutnya, SMAN 1 Ciawi yang berada di Jalan Pendidikan No.10, Pasirhuni, merupakan salah satu sekolah yang membuka program SMA terbuka. Bahkan warga yang terkendala dalam hal melanjutkan pendidikan, semakin banyak yang melanjutkan di SMA terbuka itu.
Acep Sabiq, M.Pd., Wakasek Kurikulum SMAN 1 Ciawi
“Sejak Pemprov mengguliran SK untuk sekolah kami agar membuka SMA Terbuka (2017), SMAN 1 Ciawi tidak terputus setiap tahunnya memiliki siswa baru, bahkan meningkat,” kata Awan kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar, di SMAN 1 Ciawi, Selasa (15/3/2022).
Namun begitu Awan juga tidak memungkiri pada awalnya banyak hambatan yang dihadapi, namun, pihaknya terus berkordinasi dengan Disdik Jabar, akhirnya ada solusi.
“Alhamdulillah, saat ini, kami sudah meluluskan dua angkatan dan masyarakat semakin meminati sekolah terbuka ini,” terangnya.
Lebih lanjut kata Awan saat ini ada sekitar 218 siswa yang menimba ilmu di SMA terbuka. Setiap tahun sedikitnya ada dua kelas setiap angkatannya. Mereka tersebar di tempat kegiatan belajar (TKB) Bugel, Margasari, Ar-Rosyid dan SMP 21 Atap Kadipaten.
SMAN 1 Ciawi, yang memiliki suasana asri sering dijadikan tempat syuting film
Sedangkan untuk sistem pembelajarannya ada dua, pertama, guru yang datang ke TKB, kedua siswa yang datang ke sekolah.
“Karena sarana pembelajarannya seperti komputer, lapangan olahraga, ruang praktek keseniaan, tersedia di sekolah ini,” kata Awan.
Pihaknya juga berkolaborasi dengan pesantren di sekitar wilayah Ciawi. Tujuannya agar para santri memperoleh ijazah seperti siswa reguler. Terkadang, mereka memilih untuk belajar agama saja, disebabkan terkendala masuk SMA.
“Kita ada kerjasama dengan pesantren. Sedangkan untuk isi materi pembelajarannya difokuskan kepada proses vokasi, kemandirian dan kewirausahaan,” pungkas Awan. [SR]***