majalahsora.com, Kota Bandung – Tidak sedikit sekolah swasta yang kesulitan untuk meningkatkan sarana prasarana dan program sekolah di masa pandemi COVID-19, yang telah berlangsung sekitar sembilan bulan.
Karena salah satu sumber pendanaannya bergantung kepada iuran bulanan siswanya.
Melihat hal itu sekolah tidak bisa memaksakan orangtua siswa membayar iuran bulanan atau SPP, karena banyak orangtua siswa yang terkena dampaknya secara ekonomi. Tidak terkecuali SMP Nasional Kota Bandung yang berada di Jalan Sadang Serang No.17, Sekeloa, Kec. Coblong. Tetapi pelayanan pembelajaran harus tetap berjalan, meskipun dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pemerintah Kota Bandung juga tidak diam, dan memenuhi janjinya, untuk memberikan bantuan kepada sekolah swasta dengan menggelontorkan dana bantuan sosial siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP). Pencairannya dibagi dua tahap di bulan Oktober dan Desember 2020.
Oleh sekolah penerima dana tersebut bisa dialokasikan untuk memenuhi 8 standar nasional pendidikan.
SMP Nasional menerima Bansos RMP untuk 152 siswa RMP kelas VII, VIII dan IX. Setiap siswa mendapat bantuan Rp 4.275.000. Dana tersebut tidak diberikan secara personal ke siswa langsung, tetapi dimanfaatkan oleh sekolah.
Doris Aviani Kepala SMP Nasional kepada majalahsora.com, mengatakan bantuan RMP itu sangat besar manfaatnya.
“Alhamdulillah, di saat sekolah kesulitan pemerintah Kota Bandung memberikan bantuan RMP,” kata Doris, Kamis (24/12/2020).
Bantuan pemerintah tersebut dimanfaatkan SMP Nasional untuk kegiatan guru, siswa serta peningkatan sarana prasarana.
“Bantuannya sangat berguna bagi SMP Nasional terlebih di saat pandemi COVID-19. Dimana para orangtua siswa selama ini banyak yang tidak membayar iuran bulanan atau SPP, karena kesulitan ekonomi. Banyak biaya yang tidak tercover. Sekarang dengan bantuan RMP bisa tertutupi,” katanya.
Lebih lanjut ia mamaparkan bahwa dananya dimanfaatkan untuk workshop, pengembangan SDM di SMP Nasional, kegiatan siswa-siswi, baik kegiatan internal maupun eksternal dan lainnya.
Sedangkan untuk peningkatan sarana prasarana dialokasikan untuk perawatan bangunan. Karena menurut Doris beberapa tahun ini SMP Nasional tidak mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah.
“Alokasi untuk peningkatan sarana prasarana di antaranya memperbaiki atap sekolah, lantai, toilet dan lainnya. Sesuai dengan yang ditentukan untuk penggunaan alokasi dana RMP, serta petunjuk atau juklak juknis dari Dinas Pendidikan Kota Bandung,” imbuh Doris.
Di samping itu ada juga alokasi untuk peningkatan sanitasi dan lingkungan. Termasuk untuk penanganan pandemi COVID-19, seperti pembelian masker, face shield, hand sanitizer, penyemprotan disinfektan, termogun, kuota internet untuk guru dan siswa.
“Dengan adanya Bansos ini sangat membantu sekali. Apalagi saat pandemi seperti ini. Kami paham orangtua juga kesulitan ekonomi,” kata Doris.
“Dana ini kami gunakan secara baik dan kembali kepada anak-anak yang membutuhkan. Mudah-mudahan ke depan bantuannya bisa cair tepat waktu, karena kami sangat membutuhkannya,” pungkasnya. [SR]***