majalahsora.com, Kota Bandung – Bertepatan dengan rangkaian Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2022, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (Jabar), kembali memberikan Anugerah Kawistara.
Tahun ini ada tiga kategori utama yang diberikan oleh Balai Bahasa Jabar, yakni Anugerah Kawistara untuk Kategori Bahasa di Bidang Pemerintah Daerah diraih oleh Kabupaten Pangandaran, Kategori Bahasa Media Massa Daring diraih oleh PikiranRakyat.com dan Kategori Sastra untuk Buku Kumpulan Puisi dengan judul “Di Tepi Rawi” karya Lutfi Mardiansyah.
Dilaksanakan di Krakatau Ballroom Hotel Horison, Kota Bandung, Jalan Pelajar Pejuang 45 No 121, Senin (17/10/2022).
Mengusung tema “Menjalin Bahasa dari Jawa Barat”.
Kepala Balai Bahasa Jabar, Dr. Syarifuddin, M.Hum
Ajang yang diadakan sejak tahun 2014 ini, terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2017 silam. Sempat terhenti di tahun 2016, 2018, 2019, 2020 dan 2021.
Kawistara sendiri diambil dari bahasa Sunda yang memiliki arti termahsyur.
Adapun tujuannya untuk memberikan apresiasi kepada pemangku kepentingan strategis di Jabar, baik instansi atau lembaga, komunitas maupun perorangan yang berkomitmen dalam pemartabatan bahasa Indonesia dan apresiasi sastra.
Kepala Balai Bahasa Jabar, Dr. Syarifuddin, M.Hum., di tempat acara menjelaskan bahwa Anugerah Kawistara ini merupakan penghargaan bagi lembaga, instansi maupun perorangan yang telah melakukan penguatan serta pengutamaan bahasa negara yakni bahasa Indonesia.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran
“Pengutamaan dalam hal ini adalah penguatan bahasa dan kesusastraan,” kata Syarif usai kegiatan.
“Tahun ini memang hanya tiga kategori, insya Allah di tahun-tahun berikutnya akan bertambah kategorinya,” imbuhnya.
Hal tersebut karena melihat potensi yang luar biasa, sehingga ke depan Balai Bahasa Jabar akan menambah kategorinya, lebih dari tiga.
Saat ditanya dasar penilaian peraih Anugerah Kawistara tahun 2022, menurutnya dinilai berdasarkan komitmen dalam penguatan kebahasaan dan kesusastraan lembaga, instansi maupun perorangan.
Tantan Syurya Santana, S.Sos., M.Si., Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung (kanan) hadir sebagai undangan
Dinilai oleh juri internal maupun eksternal, pakar di bidangnya. Di antaranya Dr. Syarifuddin, M.Hum, Drs. Tendy K Somantri, Dr. Teddi Muhtadin M.Hum, Ahda Imran dan lainnya.
“Ini (penghargaan) bentuk apresiasi kami sebagai lembaga kebahasaan kepada sasaran itu,” kata Syarif.
“Tadi pun ada dua penghargaan (di luar kategori utama), memberikan penghargaan secara penilaian internal dari kami, yakni pengutamaan bahasa negara untuk di ruang publik, lembaga atau di dokumen resmi serta pemartabatan bahasa bagi ranah hukum,” Syarif menambahkan.
Darpan, M.Pd., Dadan Sutisna, Drs. H. Elin Sjamsuri, Dra. Etti R.S, M.Hum dan Cecep Burdansyah, M.H., tokoh Sastra Sunda di Jabar (kiri ke kanan)
Dipenghujung wawancara ia pun memastikan bahwa Anugerah Kawistara tahun 2023 akan diselenggarakan kembali, karena sudah ada anggarannya.
Sementara itu Bupati Kabupaten Pangandaran, H. Jeje Wiradinata hadir langsung menerima penghargaan Anugerah Kawistara Kategori Bahasa di Bidang Pemerintah.
“Ini suatu penghormatan dan apresiasi luar biasa, terlebih Kabupaten Pangandaran baru berdiri sepuluh tahun,” kata Jeje, usai menerima penghargaan.
Menurut pengakuan Jeje, selama ini kepada jajarannya selalu berpesan agar bekerja sesuai tugas dan tanggungjawab, tidak pernah berpikir untuk mendapatkan sebuah penghargaan.
Komunitas Sastra hadir dalam kegiatan
“Namun saya katakan kalau kita fokus serta serius saya kira bisa (meraih penghargaan) dan ini merupakan salah satu dari sekian banyak penghargaan yang kita terima,” kata Jeje.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Kabupaten Pangandaran yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik. Terlebih Kabupaten Pangandaran merupakan daerah wisata dan setiap tahun sedikitnya dikunjungi 5 juta wisatawan.
“Termasuk penggunaan bahasa (Indonesia yang baik dan benar) di tata surat, saat saya pidato dan lainnya,” kata Jeje.
Jeje pun mengungkapkan bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan, karena masyarakat di Pangandaran ada yang menggunakan bahasa Jawa sebagian, umumnya bahasa Sunda.
Dian Hendrayana, M.Pd., saat tampilan musikalisasi puisi
Meskipun demikian masyarakat pengguna bahasa Jawa tidak merasa tersisihkan, begitu juga pengguna bahasa Sunda tidak merasa paling Sunda.
Penghargaan lainnya yang diberikan oleh Balai Bahasa Jabar untuk Pengutamaan Bahasa di Ruang Publik diberikan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon, Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Pangandaran serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran.
Di samping itu ada juga penghargaan Pemartabatan Bahasa Negara dalam Ranah Hukum kepada Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota dan Kejaksaan Negeri Kota Cirebon.
Sekedar untuk diketahui dalam acara tersebut dimeriahkan oleh berbagai tampilan seni. Dihadiri juga para tokoh bahasa dan sastra, pejabat dinas dan lainnya. [SR]***