majalahsora.com, Kota Bandung – Keberkahan dirasakan benar oleh SMK Kimia Permentasi Kota Bandung yang berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Menengah Atas Indonesia (Permentasi), dalam mendidik siswa, khususnya siswa dhuafa.
Sekolah yang dipimpin oleh Dra. Cicah pun dari tahun ke tahun semakin berkembang ke arah kemajuan.
“Alhamdulillah ini berkah dari mendidik siswa serta do’a orangtua siswa yang dhuafa. Dalam Islam do’a yang terkabul itu ada tiga, yakni dhuafa, yang terzalimi dan yang berpuasa. Insya Allah dari doa orangtua dan siswa dhuafa sekolah kami, bisa menjadi seperti ini,” kata Cicah, Kepala SMK Kimia Permentasi, kepada awak media majalahsora.com, di ruang kerjanya Jalan Kopo Belakang No 401, Keluruhan Kebon Lega, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kamis (29/2/2024).
Energi positif Dra. Cicah, dalam membawa perubahan SMK Kimia Permentasi Kota Bandung
Karena selama ini menjadi sekolah gratis, SMK Kimia Permentasi membebaskan orangtua siswa dari kewajiban membayar iuran bulanan atau SPP serta DSP.
“Sudah gratis sejak jaman Walikota Bandung, Pak Dada Rosada, Kang Emil, dan Pak Oded,” kata Cicah, yang pergi dan pulang kerja selalu menggunakan bus Damri.
“Umumnya orangtua siswa kami, bekerja sebagai buruh ngelem sepatu di Cibaduyut. Ada juga yang mengupas bawang merah di Pasar Caringin, menjadi pembantu di komplek perumahan, bekerja serabutan, malah ada yang tidak bekerja,” ia mengungkapkan.
Kegiatan uji kompetensi, siswa jurusan Kimia Industri menghadirkan penguji dari Balai Besar Keramik
“Secara keutuhan rumah tangga pun orangtuanya ada yang menjadi single parent. Tinggal dengan ibunya saja atau bapaknya saja. Bahkan tinggal dengan neneknya atau dengan keluarga yang lainnya.”
“Dengan membantu mereka mudah-mudahan ini menjadi bekal kami di akhirat sebagai catatan amal baik,” kata Cicah, yang merupakan pendengar Radio Mara dan PRFM dan aktif menginfokan mengenai pendidikan, lalu lintas, banjir, Persib di radio tersebut.
Cicah pun tidak memungkiri, bahwa SMK yang bergelut di bidang kimia, identik dengan sekolah mahal. Pasalnya bahan dan alat prakteknya mahal dan tidak bisa didaur ulang. Namun hal tersebut tidak menjadikan suatu penghalang.
Bersama Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan serta Bhabinkamtibmas Kecamatan Bojongloa Kidul persiapan LDKS
Kalau bertanya mengenai pembiayaan, kata Cicah selama ini pembiayaannya dari dana BOS (pemerintah pusat), BPMU (Pemprov Jabar) dan program RMP (Pemkot Bandung). Ada juga dari program PIP, CSR serta lainnya.
Di samping itu ada bantuan dari perusahaan farmasi, BUMN, alumni serta alumni SMKN 7.
“Dulunya banyak guru di sini yang merupakan guru SMKN 7 Kota Bandung. Juga banyak juga alumni yang bekerja di bidang Polimer, di Qatar sudah sukses. Kemarin pas kejuaraan sepakbola Piala Asia 2024 di Qatar, banyak yang datang memenuhi stadion menjadi sporter, merupakan alumni SMK Kimia Permentasi.”
Syaiful, siswa kelas XII, sebelum lulus sudah diterima bekerja di perusahaan Sejahtera Food
Sebagai kepala sekolah dhuafa, raut wajah dan bahasa tubuh Cicah, memancarkan aura dan energi positif. Dirinya penuh keyakinan, SMK Kimia Permentasi terus maju seperti sekolah lainnya yang menerima bantuan serupa bahkan berbayar.
Tidak kalah penting kata Cicah, pihaknya sangat memperhatikan guru, di antaranya mengadakan kegiatan rekreasi.
“Alhamdulillah rekreasi bersama keluarga guru sabondoroyot (istri/suami, anak dan ibu bapaknya) ke Yogyakarta atau Pangandaran. Bahkan pernah ke Bali naik pesawat bulak balik, tapi hanya bagi guru dan tenaga kependidikan saja tidak berserta keluarga. Ini juga berkat dukungan Ketua Yayasan Permentasi,’ kata Cicah.
Dra. Cicah sangat menghargai sekaligus menghormati tamu, termasuk pentahelix dengan awak media perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar
“Intinya dengan silaturahmi kami bisa seperti ini,” pungkas Cicah yang pernah meraih penghargaan dari Anies Baswedan, Mendikbud (tahun 2015) serta Firman Oktora, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII (tahun 2022), sebagai sekolah Peduli Dhuafa.
Awak media majalahsora.com pun berhasil mewawancarai Syaiful siswa kelas XII C.
Saat wawancara, dirinya baru usai mengikuti kegiatan uji kompetensi, mengenai pembuatan minyak kemiri, seperti proses ekstraksi, destilasi dan pengujian pepa.
SMK Kimia Permentasi banyak menghasilkan lulusan yang sukses, bahkan bekerja ke Qatar
Ia pun senang karena sebelum lulus, sudah diterima bekerja di Sejahtera Food.
“Alhamdulillah saya senang bisa manjadi siswa SMK Kimia Permentasi dan belum lulus sudah diterima untuk bekerja di Sejahtera Food,” kata Syaiful.
Sekedar diketahui total siswa SMK Kimia Permentasi ada 349 orang siswa. Didukung jumlah guru 20 orang. Kegiatan belajar mengajarnya dari Senin sampai Jum’at, pukul 07.00-15.00. [SR]***