majalahsora.com, Kota Bandung – Tahun akademik 2020-2021 Univeristas Widyatama (UTama) menerima sekitar 2300 mahasiswa baru untuk jenjang D3, D4, S1 dan S2.
Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si., Rektor UTama kepada awak media usai kegiatan Sidang Senat Terbuka Guru Besar Universitas Widyatama, mengenai penerimaan mahasiswa barunya. Dilangsungkan di Gedung Serba Guna UTama, Sabtu, tanggal 19 September 2020.
Kata Prof. Obi sapaan akrab Rektor UTama, bahwa sedikitnya tahun ini ada sekitar 3700 orang yang mendaftar ke kampus yang berada di Jalan Cikutra No. 204-A.
“Karena kapasitas kita kalau bulan Januari 2021 sudah dilangsungkan kuliah seperti biasa, gedungnya hanya bisa menampung untuk 2300 mahasiswa baru (ditambah ribuan mahasiswa yang ada),” kata Prof. H. Obi.
Mereka diterima di lima fakultas yang ada yaitu, Fakultas Ekonomi Bisnis, Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa, Fakultas Teknik, Sekolah Pasca Sarjana. 21 program studi, termasuk prodi baru seperti Perdanganan Internasional, Film dan Televisi, serta perpustakaan dan sains informasi.
UTama yang tahun ini menduduki ranking ke-57 dari sekitar 4.682 perguruan tinggi negeri swasta terbaik di Indonesia, sangat serius menyiapkan lulusan yang berkualitas, agar siap bersaing di kancah nasional maupun global. Terlebih untuk menyiapkan generasi emas di tahun 2045. Karena lebih dari 60% penduduk Indonesia masuk kategori usia produktif.
Sedangkan dalam tataran teknis, Universitas Widyatama telah berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah, perguruan tinggi lain serta industri. Agar perencanaan program dan kurikulum termasuk standar pendidikannys sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Lulusan UTama juga sebisa mungkin bisa cepat lulus, untuk jenjang S1 selama 3,5 tahun dan S2 selama 1,5 tahun. Mahasiswa UTama juga akan dibekali sertifikat dari BNSP, LSP serta sertifikat keahlian dari rektor.
Lebih lanjut Prof. H. Obi mengatakan bahwa UTama juga pada masa pandemi ini menyelenggarakan proses belajar mengajar (PBM) melalui daring sesuai anjuran pemerintah.
“Sebenarnya tanpa adanya COVID-19 di UTama sudah melaksanakan perkuliahan daring sebesar 40%. Hal ini memiliki makna bahwa UTama dalam hal pelaksanaan kuliah daring sudah selangkah lebih maju di depan dibandingkan universitas lainnya,” kata Prof. H. Obi.
Dirinya juga menjelaskan bahwa UTama akan menerapkan perkuliahan yang lebih efektif. Karena mahasiswanya dalam satu minggu cukup kuliah selama dua hari. Baik saat pandemi melalui daring, maupun nanti apabila kuliah tatap muka langsung bisa dilaksanakan kembali. Hari lainnya bisa digunakan untuk pengembangan diri sesuai minat bakat para mahasiswanya.
“Jadi dalam 1 semester itu 18 SKS, maka tiap satu hari kita upayakan pemeberian mata kuliah 9 SKS, dan tiap mata kuliah yang diikuti yakni tiga SKS dikilai pukul 08.00. Kemudian mahasiswa pun bisa memilih perkuliahan yakni Senin dan Selasa, atau Rabu dan Kamis,” kata Prof Obi.
Tugas akhir mahasiswa di Universitas Widyatama tidak harus berupa skripsi atau tesis tetapi juga bisa berbentuk bisnis plan serta karya ilmiah yang dipublikasikan di SINTA ataupun Scopus.
**
Atalia Praratya, S. IP., M. I. Kom., Istri Gubernur Jabar Jadi Dosen UTama
Pada tahun akademik 2020-2021 ini ada yang istimewa di UTama, karena Atalia Praratya yang juga sedang menempuh jenjang doktoral di Universitas Widyatama diangkat menjadi dosen tetapnya.
Atalia yang juga Bunda Literasi Jabar itu akan mengajar dua mata kuliah yaitu public speaking dan juga komunikasi.
Di samping itu pada kegiatan sidang senat terbuka penerimaan mahasiswa baru UTama itu pun Atalia didaulat menjadi pembicara. Pada paparannya ia berharap agar generasi muda milenial bisa memberikan kontribusi yang positif di tengah pandemi COVID-19.
Ia menambahkan dengan media sosial yang mereka miliki bisa menginformasikan hal yang positif dalam menghadapi pandemi ini. Atalia yang juga istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil mencontohkan seperti penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat di antaranya penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak.
“Saya hari ini hadir untuk memberikan motivasi ke mahasiswa baru bagaimana mereka harus mampu menggunakan komunikasi yang efektif dalam mengahadapi keadaan saat ini khususnya di masa pandemi COVID-19,” katanya.
“Sekarang banyak berita tentang pandemi COVID-19 sehingga masyarakat perlu diberi konten-konten positif itu bisa dilakukan para mahasiswa,” imbuh Atalia.
Dirinya juga mengajak kepada mahasiswa baru Universitas Widyatama untuk menggerakkan relawan bahkan mereka juga bisa menjadi peneliti, sebab sudah banyak alat dan teknologi yang dibuat oleh para mahasiswa yang membantu untuk penanganan COVID-19.
“Jadi saya kira mahasiswa saat ini sudah banyak berperan membantu dalam menghadapi pandemi COVID-19,” pungkas Atalia, kepada awak media. [SR]***