majalahsora.com, Kabupaten Bandung – SMAN 1 Dayeuhkolot, yang secara geografis berada di wilayah sub-urban, atau pinggir kota, harus bisa bersaing, karena SMA yang berada di kota bisa dikatakan lebih maju.
Oleh sebab itu agar bisa bersaing, harus meningkatkan kompetensinya, yakni dengan menjalankan berbagai program unggulan, seperti yang dikatakan Kepala SMAN 1 Dayeuhkolot, Asep Tarbik, S.Pd., M.M.Pd., salah satunya menjalankan program “Dayko Komara”.
“Walaupun kita berada di pinggir kota, harus bisa bersaing, berkompetisi dengan orang-orang kota,” kata Asep, di ruang kerjanya, Jalan Sukapura No. 99, Kabupaten Bandung, Senin (26/6/2023) petang.
“Dayko itu Dayeuh Kolot, kalau selama ini kan dikenal SMANDAY, intonasinya lebih melandai ke bawah. Saya ingin menanjak maka disingkat menjadi Dayko, beda ada hentakan! Komaranya yaitu kompetitif, masagi dan rancage,” tegas Asep.
Lalu supaya bisa berkompetisi kata Asep, siswa dibekali dulu dengan berbagai ilmu pengetahuan secara lengkap.
“Rancage itu dalam bahasa Sunda, nete taraje nincak hambalan, artinya untuk mendapatkan sesuatu itu harus berdasarkan tahapan yang betul. Seperti dalam masagi, niti Harti, niti Surti, niti Bakti dan niti Bukti,” Asep menjelaskan.
Masih dikatakan Asep ketika mengelola konsep-konsep pendidikan dengan nuansa kesundaan, memiliki filosofi yang sangat bagus apabila diaplikasikan dengan baik.
Suasana PPDB tahap dua di SMAN 1 Dayeuhkolot, umumnya orangtua siswa pendaftar datang ke SMAN 1 Dayeuhkolot
“IPM saja hanya memiliki tiga indikator, tingkat pendidikan, kesehatan dan pendapatan/ekonomi. Nah di Sunda yang tiga ini sudah terangkum. Kudu cageur, itu tingkat kesehatan, pinter itu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan singer. Kalau orang Sunda ditambah lagi konsepnya yakni bageur berkaitan dengan karakter,” kata Asep.
Oleh sebab itu konsep pendidikan orang Sunda bisa dikatakan lebih lengkap.
Dan kata Asep itu diaplikasikan dikembangkan di SMAN 1 Dayeuhkolot, selama ia memimpin.
Indikatornya adanya peningkatan lulusan SMAN 1 Dayeuhkolot yang diterima di perguruan tinggi negeri, khususnya masuk ke ITB, yang baru kali pertama.
Sebelumnya kata Asep, siswa SMAN 1 Dayeuhkolot, kalah sebelum berperang, kalau mau bersaing masuk ke ITB.
“Sekarang ternyata bisa,” tegas Asep.
Masih berkait dengan program “Dayko Komara”, di SMAN 1 Dayeuhkolot memiliki jam ke-nol sebelum kegiatan pembelajaran.
Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Dayeuhkolot, Husni Taufik, S.Pd
Setiap harinya diisi dengan kegiatan yang berbeda, seperti literasi, keagamaan, olahraga, pendidikan karakter dan lainnya, dari pukul 07.00 sampai pukul 07.40.
“Itu dilakukan bersama-sama untuk mengikat hubungan emosional antara guru dan siswa,” kata Asep.
**
Berkenaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), SMAN 1 Dayeuhkolot pun semakin tahun banyak masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di SMAN 1 Dayko.
Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar. Pada PPDB tahun ajaran 2023/2024 tahap satu meningkat, ada 503 orang pendaftar. Sedangkan tahun sebelumnya di tahap yang sama hanya 370 pendaftar.
Pendaftarannya sendiri dibuka tanggal 6-20 Juni 2023 untuk tahap satu, yakni jalur afirmasi (KETM, kondisi tertentu, PDBK), perpindahan tugas orangtua/anak guru, prestasi akademik, dan prestasi kejuaraan.
“Minat masyarakat tinggi, tahap pertama yang daftar sebanyak 503 pendaftar. Jadi animo masyarakat di sini, sudah menjadi pilihan pertama,” kata Asep.
Namun begitu, karena kekurangan jumlah ruang kelas maka hanya akan menampung 10 rombongan belajar (rombel).
Salah satu orangtua siswa pendaftar sedang konsultasi dengan panitia PPDB
Pihaknya juga sudah tidak bisa membangun lahan kelas di lahan yang ada.
“Lahan sekolah merupakan lahan milik desa, sudah tidak bisa mengembangkan luas lahan. Paling membangun kelas secara vertikal,” kata Asep.
“Tapi kami mengahadapi kesulitan karena harus ada dana sharing dari orangtua siswa. Tapi kami kesulitan, karena ekonomi orangtua siswa, sebagian besar buruh, belum mungkin untuk itu. Makanya kami bertahan di sepuluh kelas (untuk setiap jenjang),” Asep menjelaskan.
Tapi Asep pun tidak memungkiri, animo masyarakat yang begitu tinggi menyekolahkan putra-putrinya di SMAN 1 Dayeuhkolot, ke depan harus menambah ruang kelas baru.
Asep pun memberikan pesan kepada yang diterima baik di PPDB tahap satu maupun nanti tahap dua.
Pesan Asep, itu harus disyukuri oleh para calon siswa baru, karena sudah diberikan kesempatan untuk bisa belajar di SMAN 1 Dayeuhkolot.
“Maka manfaatkanlah kesempatan ini dengan baik dengan cara belajar, mengikuti arahan dan aturan-aturan yang ada.”
“Sehingga kami ingin mendorong tahun depan harus ada lagi peningkatan yang bisa diterima di perguruan tinggi negeri,” kata Asep.
Panitia PPDB SMAN 1 Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
Sedangkan bagi mereka yang tidak diterima di tahap satu, kata Asep mudah-mudahan bisa diterima di tahap dua.
Namun bagi pendaftar yang juga tidak diterima di SMAN 1 Dayeuhkolot, sekolah di manapun pun sama.
“Sekolah di manapun bisa. Kami bekerja sama juga dengan SMA swasta. Saya kira swasta yang berada di lingkungan Dayeuhkolot, memiliki kualitas yang bagus. Jadi bersabarlah dan masuklah di swasta karena sekolah di manapun sama,” tegas Asep.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Dayeuhkolot, Husni Taufik, S.Pd., menambahkan, meskipun pendaftaran PPDB dilaksanakan secara on-line, namun dari 503 pendaftar 90 persennya dilakukan secara luring ke SMAN 1 Dayeuhkolot.
Makanya pihaknya tetap membuka jalur pendaftaran secara luring.
Hal tersebut untuk memfasilitasi orangtua pendaftar yang kurang paham daftar secara on-line atau “gaptek”.
Termasuk perubahan pendaftaran pada PPDB tahap dua, jalur zonasi, yang dibuka tanggal 26-27 Juni dilanjutkan tanggal 3-4 Juli 2023.
“Contohnya saja tadi karena ada aturan baru. Begitu di aplikasi harus diupload oleh orangtua, dan itu tidak diantisipasi sebelumnya. Karena baru tadi bisa dilihatnya, yaitu upload identitas di rapor kan sebelumnya tidak ada itu baru tahu, pukul 08.00,” kata Husni.
Perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, saat bersilaturahmi ke SMAN 1 Dayeuhkolot
Sambung Husni, banyak orangtua juga, ketika daftar on-line,syarat-syarat banyak yang kurang bahkan salah.
Hal tersebut diketahui saat tim verifikasi memeriksa kelengkapan syarat-syarat pendaftarannya. Apabila ada yang kurang atau salah, diberikan notifikasi oleh sistem kepada pendaftar melalui hp, bahkan dihubungi oleh panitia.
“Kadang-kadang orangtua pendaftar tidak membaca notifikasi di HP, bahwa ada yang salah. Akhirnya dihubungi dan disuruh datang langsung ke sekolah memperbaiki sendiri, kemudian daftar lagi,” kata Husni.
Masih dikatakan Husni, ada hal unik yang dilakukan masyarakat sekitar saat PPDB tahap dua, yakni ada yang datang sejak pukul 04.00. Di hari pertama PPDB tahap dua sudah ada 100 pendaftar.
“Kami pun akhirnya menjelaskan bahwa tidak ada pengaruhnya datang subuh juga. Padahal sudah dijelaskan dan diinformasikan bahwa pendaftaran tidak harus datang langsung ke sekolah dan bisa on-line, dan diseleksi oleh sistem,” kata Husni.
Husni pun berharap ada sistem yang bisa mengecek KK atau domisili yang sesuai dengan pendaftar ada link antara Disdukcapil dengan Disdik Jabar.
Namun menurutnya secara umum PPDB tahun ini, berjalan lebih baik.
Diketahui pengumuman PPDB tahap dua dibuka Senin siang, tanggal 10 Juli 2023. Pendaftar yang diterima harus melakukan daftar ulang tanggal 11-12 Juli 2023. [SR]***