majalahsora.com, Kota Bandung – Asep Suhanggan, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar), kagum dengan kegiatan Jabar Masagi dan Ekpose SMK Pusat Keunggulan SMKN 15 Kota Bandung.
Ia ungkapkan saat menghadiri kegiatan Gelar Karya Sekolah Masagi dan Ekpose SMK Pusat Keunggulan (PK), di kampus SMKN 15 Kota Bandung, Jalan Gatot Subroto, Rabu (22/12/2021).
Pada kegiatan tersebut memamerkan berbagai hasil karya siswa-siswi SMKN 15, dari jurusan/kompetensi keahlian Perhotelan, Perawatan Sosial, Tata Boga dan Multimedia. Di samping itu ada tampilan kesenian Sunda termasuk pagelaran wayang golek.
LIlis Yuyun, Kepala SMKN 15, Asep Suhanggan, Kabid GTK, Arief Subakty, Kepala KCD VII dan Asep Maung, Komite SMKN 15
“Saya baru tahu bahwa SMK Negeri 15 itu di dalamnya sangat megah. Kalau terlihat di luarnya seperti sederhana. Saya setiap hari lewat, kalau ngantor sering melihat SMKN 15. Tahunya kalau SMKN 15 itu hanya sekolah kesejahteraan sosial,” kata Asep.
“Alhamdulillah saat diundang di acara ini akhirnya saya bisa melihat ke dalam sekolah secara langsung,” imbuhnya.
Ia pun kagum dengan kesenian Sunda yang ditampilkan di kegiatan tersebut. Begitu juga dengan hasil produk siswa SMKN 15.
Edy Purwanto, Kabid PSMK Disdik Jabar
“Tadi saya berkeliling hampir satu jam ke semua stand yang ada. Produk yang dihasilkan dari masing-masing jurusan, sesuai spektrum keahliannya, hasilnya sangat baik,” kata Asep.
“Dan saya tanya apakah produk yang dihasilkan itu sudah dijual, dan ternyata sudah ada yang dijual. Tentunya membuat suatu produk harus disesuaikan dengan kondisi pasar yang menerimanya,” imbuh Asep.
Asep pun menjelaskan bahwa pendidikan yang tidak kalah pentingnya yaitu menggabungkan pendidikan karakter dengan akademik.
Pagelaran wayang golek
Karena menurut Asep, yang didapat dari sekolah bagi siswa-siswi, bukan semata nilai akademik saja, yang berkaitan dengan hasil. Tapi juga memiliki soft skill yang kuat.
“Inilah yang diinginkan. Adapun kaitannya dengan jiwa kewirausahaan ya tentu harus dimiliki. Itu juga proses untuk menjadi manusia dengan pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal,” kata Asep.
Masih berkaitan dengan program Jabar Masagi, siswa-siswi tidak hanya pintar. Tapi juga harus menjadi pribadi yang memiliki karakter sebagai manusia yang belajar merasakan (niti surti), belajar memahami (niti harti), belajar melakukan (niti bukti), dan belajar hidup bersama (niti bakti).
Mencicipi olahan makanan hasil karya siswa SMKN 15
“Di antaranya niti surti, memahami diri sendiri sebagaimana memahami perasaan orang lain. Jadi ke depankan rasa sosial. Karena saya melihat di SMK 15, fundamental adalah kesejahteraan sosial. Jadi terbiasa dengan konsep sosial. Itu yang harus dikedepankan,” kata Asep.
Ia pun berpesan kepada siswa-siswi SMKN 15 Kota Bandung agar selalu berinovasi, dan bisa memanfaatkan kamajuan teknologi. Namun dengan berpegang teguh pada pendidikan karakter yang berkearifan lokal.
Program Jabar Masagi di SMA SMK SLB di Jabar, ada di bawah kordinasi Bidang GTK Disdik Jabar.
Kunjungan ke stand jurusan Perawatan Sosial
Sedangkan Asep B Kurnia, Komite SMKN 15 Kota Bandung, menjelaskan bahwa kegiatan “Gelar Karya Sekolah Masagi” dan “Ekpose SMK Pusat Keunggulan”, dilangsungkan di sela-sela penghujung semester semester.
“Sesuai program mengadakan acara Gelar Karya Sekolah Masagi dan Ekpose SMK Pusat Keunggulan. Karena SMKN 15 sebagai pilot project, sekolah pusat keunggulan,” kata Asep Maung, sapaannya.
“Saya sangat mendorong penuh program-program yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dan SMKN 15. Ini harus sesuai dengan temanya, program pusat keunggulan. Di mana nantinya mempunyai produk atau ciri khas keunggulan atau hasil karya atau produk SMK 15,” imbuhya.
Rasanya tidak kalah dengan makanan buatan hotel/restoran ternama
Dirinya juga menjelaskan bahwa siswa-siswi SMK 15 harus bangga dengan budayanya sendiri. Khususnya budaya yang ada di Jawa Barat. Salah satunya adalah pagelaran seni wayang golek.
“Alhamdulillah pagelaran wayang golek diisi oleh dalang Yudha, Balaputra Giri Harja 2. Saya menginginkan di SMK 15, selain mempunyai produk-produk unggulan, juga menciptakan karakter kaitannya dengan kurikulum Jabar Masagi,” kata Asep Maung.
Hal tersebut berkaitan erat dengan budaya yang menciptakan karakter yang ada di Jawa Barat.
Karya dari siswa-siswi SMKN 15
“Tentunya SMK 15 sendiri harus mempunyai karakter sesuai dengan wilayah yang ada di Jawa Barat, salah satunya mencintai seni dan budaya yang ada di Jawa Barat yaitu wayang golek atau kesenian kesenian tradisional lainnya,” kata Asep Maung.
Rencana ke depannya akan lebih banyak lagi kesenian Jawa Barat yang akan disuguhkan kepada siswa-siswi SMKN 15. Asep Maung berharap dengan mengenalkan kesenian yang ada di Jawa Barat, mereka akan mengenal lebih dekat sekaligus lebih mencintai budayanya sendiri.
Saat ditanya sinergitas dan dengan Kepala SMKN 15 yang baru, Lilis Yuyun, Asep Maung pun mengungkapkan kepala sekolah yang baru harus bisa melanjutkan program-program yang sudah atau akan dilaksanakan ke depannya.
Poto bersama para guru SMKN 15
Apalagi, kata Asep Maung saat ini SMKN 15 Kota Bandung sebagai pusat keunggulan.
Adapun kaitannya dengan Jabar masagi, sepeninggal Rini Ambarwati, kepala sekolah sebelumnya, melanjutkan program yang belum terlaksana atau sempat dilaksanakan.
“Saya sangat berharap kepada sekolah sekolah yang baru, bisa melaksanakan atau menuntaskan program yang ada sebelum, sehingga tidak program yang sudah direncanakan jauh-jauh hari tidak tersendat untuk kedepannya,” pungkasnya.
Diketahui kegiatan Gebyar Karya Sekolah Masagi dan Ekpose SMK Pusat Keunggulan (PK) dihadiri oleh Arief Subakty, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, Edy Purwanto, Kepala Bidang SMK Disdik Jabar dan lainnya. [SR]***