majalahsora.com, Kota Bandung – Perhatian Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan, kepada siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP), agar berkesinambungan mengenyam pendidikan di SD, SMP, SMA, SMK swasta, dan mahasiswa pada perguruan tinggi negeri maupun swasta, begitu besar.
Hal itu direalisasikan oleh Disdik/Pemkot Bandung dengan memberikan bantuan sosial dan bantuan keuangan. Namun bantuan tersebut tidak diberikan kepada siswanya secara langsung. Melainkan disalurkan ke sekolah penerima. Begitu juga dengan mahasiswa di perguruan tinggi.
Bagi jenjang SMP, bansosnya disalurkan selama dua termin, yaitu di bulan Oktober dan pertengahan Desember 2020. Persiswa besarnya Rp 4.275.000. Uang tersebut sebagai pengganti biaya yang harusnya dibayarkan oleh orangtua siswa RMP ke sekolah.
Sebelumnya tahun 2018, bantuan serupa juga ada. Tahun 2019 terhenti tidak cair.
Salah satu sekolah penerima bansos, yaitu SMP Kemala Bhayangkari yang berada di Jalan Palasari No. 46 Bandung, Kelurahan Malabar, Kecamatan Lengkong.
Arief Saepudin Kepala SMP Kemala Bhayangkari Kota Bandung kepada majalahsora.com mengatakan, sangat senang dengan bansos yang diberikan oleh Disdik/Pemkot Bandung kepada sekolah yang dipimpinnya.
“Sangat bermanfaat bagi SMP Kemala Bhayangkari, bahkan untuk melengkapi fasilitas sekolah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat untuk protokol kesehatan,” kata Arief, di ruang kerjanya belum lama ini.
Di samping itu juga untuk fasilitas siswa RMP, seperti memberikan pulsa dan kuota internet.
Adapun jumlah siswa RMP-nya berjumlah 64 orang. Sedangkan untuk tahun 2021 siswa RMP yang diajukan bertambah menjadi 100 siswa. Sedangkan untuk jumlah siswa keseluruhan ada 592 orang. Dengan jumlah rombongan belajar (rombel) 19 kelas, terdiri dari kelas VII, 6 rombel, kelas VII, 7 rombel dan kelas IX, 6 rombel.
“Karena banyak yang terdampak COVID-19, maka jumlahnya jadi bertambah,” kata Arief.
Saat ditanya iuran perbulan di SMP Kemala Bhayangkari, ia menjelaskan orangtua siswa membayar iuran bulanan sebesar Rp 200 ribu, tidak ada biaya lainnya. Tetapi di massa pandemi partisipasi orangtua siswa yang membayar di bawah 40 persen. Sedangkan disaat kondisi normal bisa mencapai 80 persen.
Ia menambahkan kebanyakan orangtua siswa yang menunggak karena terdampak pandemi. Pihaknya pun memberikan kebijaksanaan kepada orangtua siswanya.
“Harapan bantuan sosial ke depan, mudah-mudahan bantuan ini dalam proses pencairan lebih cepat apalagi dibutuhkan. Pada kondisi sekarang banyak di luar rencana anggaran. Mudah-mudahan cepat direalisasikan dan berkelanjutan ada setiap tahun. Idealnya tahun 2021 ini, di bulan April bantuannya cair,” pungkas Arief. [SR]***