majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Mulai tahun ajaran baru 2020/2021, seluruh siswa SMA, SMK, SLB Negeri yang ada di Jawa Barat, dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui kucuran dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPD). Hal tersebut dicetuskan oleh Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat, periode 2019-2024.
Semua jenjang, iurannya dibebaskan, orangtua siswa baik “Si Mampu” dan “Kurang Beruntung” memiliki hak yang sama.
Untuk “Si Mampu” tidak lagi ada kewajiban membayar iuran bulanan, atau yang biasa disebut uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Berdasarkan dokumen Petunjuk Teknis BOPD, nilai BOPD yang dikucurkan Pemprov Jabar kepada sekolah menengah atas (SMA) setiap bulan berkisar Rp 145.000 hingga Rp 160.000/siswa, tergantung klaster sekolah. Sedangkan untuk SMK, BOPD yang diberikan setiap bulan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 170.000/siswa.
Dari pantauan majalahsora.com, tidak sedikit sekolah di daerah perkotaan khususnya, merasakan bahwa nilai BOPD yang diberikan kepada setiap siswa itu dirasa kurang.
Karena sebelum diberlakukannya hal itu ada partisipasi orangtua siswa membayar iuran SPP sekitar Rp 275-Rp 500 rb, sesuai kesepakatan dengan komite sekolah. Selama ini hal tersebut tidak ada permasalahan yang berarti. Malah dengan adanya bantuan dari masyarakat kualitas sekolah yang ada semakin meningkat.
Belum lagi adanya Dana Sumbangan Pembangunan (DSP) serta dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Sedangkan untuk siswa yang tidak mampu, dibebaskan tidak dipungut biaya, termasuk ada subsidi silang.
Namun kini, sekolah harus memangkas sejumlah program kegiatan karena kekurangan dana.
Banyak sekolah pun merasa kalau penggunaan alokasi BOPD tidak fleksibel, sehingga menyulitkan pihak sekolah dalam penggunaan anggarannya.
Beda lagi untuk sekolah di daerah pinggiran yang merasakan manfaatnya. Karena selama ini yang membayar iuran SPP biasanya kurang dari 50 persen.
Arief Hardiana, M. Pd., Kepala SMAN 1 Ciwidey, Kabupaten Bandung yang baru dilantik 20 Februari 2020, akan mengoptimalkan dana BOPD yang diterima setiap bulannya.
Menurut Arief yang sebelumnya bertugas menjadi Guru Olahraga di SMAN 1 Baleendah, mengatakan bahwa uang BOPD dari Pemprov Jabar akan digunakan secara optimal.
“Kurang lebih sudah berjalan dua bulan sekolah sudah menerima dana BOPD,” kata Afief, Senin (10/8/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sekitar 1100 siswa SMAN 1 Ciwidey diberi bantuan sebesar Rp 145 rb/bulan ditambah uang BOS sekitar Rp 1,6 juta/siswa/tahun.
“Alhamdulillah kami bersyukur. Selama ada iuran sekitar 40% saja orangtua siswa kami yang membayar iuran SPP. Terlebih saat kondisi COVID-19, yang melanda tanah air sejak bulan Maret, sudah jarang yang bayaran karena kesulitan ekonomi,” kata Arief.
Ia menambahkan bahwa hal itu sangat membantu SMAN 1 Ciwidey Kabupaten Bandung yang ada di Jalan Babakan Tiga No.125, Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey.
“Insya Alloh dengan alokasi dana itu kami siap meningkatkan mutu sekolah agar bisa sejajar dan berkompetisi dengan sekolah ternama yang ada di Kabupaten Bandung, (baik akademik/non akademik). Karena daya dukungnya sekarang sama setelah dihilangkannya partisipasi dari masyarakat,” terang Arief.
“Sebagia institusi pendidikan di garda terdepan terlebih dalam kondisi pandemi ini tidak akan memberatkan masyarakat malah sebaliknya. Namun segala kebutuhan tidak akan optimal dan hal itu tidak bisa dipungkiri. Insya Allah kami siap mengoptimalkan dana yang ada, bantuan dari pemerintah baik provinsi maupun pusat,” kata Arief.
Oleh sebab itu Arief berharap penggunaan dana BOPD oleh sekolah bisa digunakan secara fleksibel, karena dalam regulasi penggunaan dana BOPD ada beberapa pengeluaran yang tidak bisa dicover. [SR]***