majalahsora.com, Kota Bandung – Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM), Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dikepalai oleh Awan Suparwana, terus melakukan gebrakan, di antaranya penambahan fitur SiGesit Juara, sebagai penunjang aplikasi Tunjangan Remunerisasi Kinerja (TRK).
“Kami fokus menyelesaikan salah satu arahan, bagian tugas dari pimpinan dan pelatihan kepemimpinan administrator atau dulu disebut DiklatPim III,” kata Awan, di ruang kerjanya baru-baru ini.
SiGesit Juara sendiri merupakan sistem informasi yang dikembangkan dan dikelola langsung oleh bidang GTK Disdik Jabar, sesuai dengan analisis kebutuhan dalam sistem tata kelola GTK.
Aplikasi ini bisa diakses oleh satuan pendidikan, guru, tenaga Kependidikan tidak terkecuali siswa dan komite sekolah dalam memberikan penilaian kepada guru.
Untuk implementasinya sudah dilakukan ujicoba dan melakukan Focus Group Discussion (FGD).
“Seiring dengan kebutuhan bidang GTK dan arahan pimpinan, dan salah satu bagian dari aksi perubahan yang saya lakukan di TKA ini, mengoptimalkan dan menambah fitur-fitur SiGesit Juara yang terkait dengan layanan GTK,” kata Awan.
Salah satu penambahan fiturnya yakni untuk pengaduan perundungan (bullying). Fitur tambahan lainnya terkait dengan layanan GTK, seperti rotasi mutasi.
“Layanan paling pokok kita ingin punya data statistik organisasi (DSO) mencakup keseluruhan sekolah, kita ingin aplikasi itu bisa menjelaskan berapa kebutuhan guru di masing-masing sekolah, berapa guru yang ada, berapa kekurangan gurunya, sehingga nanti DSO ini menjadi bagian dalam mengambil kebijakan pimpinan,” kata Awan.
Itu juga menjadi satu rangkaian DSO untuk perpindahan guru dan pengajuan PTK baru.
“Di samping itu, kita juga menginginkan aplikasi SiGesit ini akan terkoneksi dengan aplikasi Online Penilaian Angka Kredit (OPAK),” kata Awan.
“Jadi nanti penilaian angka kredit bisa terintegrasi dari SiGesit ini. Kemudian juga di aplikasi SiGesit ini, salah satu hal yang kita upayakan adalah terintegrasi dengan Dapodik dan Siap Jabar. Tidak ada lagi kesan munculnya aplikasi ini membebani sekolah.”
“Sekarang sekolah cukup meng-update data-data kepegawaian di Siap Jabar data siswa, data kurikulum, data guru dan lain-lain di dapodik nanti kita sinkronkan data tersebut di aplikasi SiGesit. Jadi nanti tidak ada lagi input atau kerjaan di satuan pendidikan,” imbuh Awan.
Awan pun berharap dengan hadirnya aplikasi SiGesit Juara, maka semua layanan di bidang GTK dilakukan secara digital atau tidak menggunakan kertas lagi (paperless).
“Tidak ada lagi pemberkasan berjenjang, seperti dari sekolah harus mengajukan berkas manual SK. Kini semua bisa dilakukan diaplikasi untuk mempermudah. Paling utama diharapkan memangkas hal-hal yang masih terkesan kurang baik, seperti gratifikasi karena adanya kontak fisik. Nanti menggunakan layanan digital semua. Bisa dilakukan melalui aplikasi, berjenjang mulai dari satuan pendidikan, cabang dinas dan kita di dinas pendidikan,” terang Awan.
Saat disinggung sejak kapan aplikasi penunjang penilaian kinerja diimplementasikan? kata Awan sudah dilaksanakan beberapa waktu ke belakang.
“Ujicoba untuk penilaian kinerja sudah dilakukan, sebagai informasi ujicobanya sudah diputuskan berakhir di tanggal 31 Oktober 2022 (sudah dilaksanakan sekitar dua bulan),” kata Awan.
“Sedangkan pengisian kewajiban-kewajiban guru terkait dengan indek kinerja baik untuk input aktifitas, pengisian peer-review, pengisian kuisioner, K-Mob, dan lain-lain diharapkan sudah tidak lagi bersifat ujicoba. Kita menunggu keputusan pimpinan apakah nanti di bulan ini akan dikolerasikan ke dalam penerimaan TPP atau tidak itu ranahnya ada dipimpinan. Yang jelas bagi kami, menghimbau betul-betul melakukan kewajiban-kewajibannya terkait penilaian kinerja dilakukan dengan baik,” pungkas Awan. [SR]***