majalahsora.com, Kabupaten Bandung – SMKN 1 Majalaya, Kabupaten Bandung, saat ini kekurangan ruang kelas, sebanyak 17 ruangan.
Hal ini dikarenakan jumlah rombongan belajarnya ada 45 kelas, sedangkan ruang kelas yang tersedia baru ada 28 ruangan.
Sekolah yang menempati lahan seluas lebih dari 1,6 hektar ini setidaknya perlu ada perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk merealisasikannya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana Apek Suryana, S.Pd., mengatakan, banyaknya rombongan belajar (rombel) ini, terdiri dari tiga rombel di setiap tingkat dan kompetensi keahliannya, yakni Teknik Komputer Jaringan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Bisnis Sepeda Motor, Desain Komunikasi Visual dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Saat melihat sekitar SMKN 1 Majalaya, bersama Wakil Kepala Sekolah Hubin Humas, Dindin Jaenudin, S.Pd (kanan)
Apabila diperinci, kelas X 15 rombel, kelas XI 15 rombel dan kelas XII 15 rombel.
Untuk mengantisipasi kekurangan kelas ini, kata Apek pembelajarannya diakali dengan cara “moving class”, termasuk memanfaatkan pembelajaran di bengkel atau ruang praktek siswa.
“Kita memaksimalkan bengkel dan lab sehingga terjadi moving class. Mudah-mudahan ke depannya pihak pemerintah bisa membantu kekurangan 17 rombel tadi,” kata Apek, di kampus SMKN 1 Majalaya, Jalan H. Idris, Sukamukti, Senin (19/6/2023) siang.
“Sehingga kekurangannya minimal jangan terlalu banyak selisihnya. Mudah-mudahan lebih, kalau ada bantuan,” imbuhnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana Apek Suryana, S.Pd
Apalagi kata Apek animo masyarakat semakin tinggi ke SMKN 1 Majalaya, terlihat dari tahap satu pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023/2024, pendaftarnya membludak sampai 807 siswa.
“Tahun kemarin itu sampai 900 pendaftar sampai tahap dua. Sekarang baru tahap satu sudah 807 pendaftar. Berarti tahun demi tahun itu meningkat jumlahnya,” kata Apek.
“Kami bukan tidak mau menampung pendaftar, tetapi tadi kita masih kekurangan. Satu di SDM, kedua terutama dari fasilitas sarana dan prasarana,” imbuhnya.
Apek pun sangat berharap ke depannya pihak pemerintah atau yang berkompeten bisa membantu SMK Negeri 1 Majalaya.
Salah satu lahan kosong yang bisa digunakan untuk pembangunan kelas
Saat ditanya upaya apa saja yang sudah ditempuh agar mendapatkan bantuan ruang kelas ini?
“Ada beberapa upaya yang telah kami laksanakan, pertama kemarin kami sudah memperbaiki atau mengisi data link yang diberikan oleh Disdik atau pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kemudian juga kami sudah melakukan pendataan ke link-nya ke dapodik. Karena kami juga sudah melakukan dengan PUPR, menganalisis kerusakan-kerusakan yang ada,” imbuhnya.
Di samping itu sudah melakukan pendataan ulang sarana dan prasarana, kordinasi. Kemudian juga pendataan ke dalam sistem yang disediakan oleh Pemprov Jabar.
Kata Apek, mudah-mudahan ini menjadi perhatian bagi pemerintah Pemprov Jabar, terlebih SMKN 1 Majalaya, memiliki luas lahan yang memadai untuk dibangun 17 ruang kelas baru termasuk ruang praktek siswa.
Lahan yang bisa dibangun ruang kelas atau ruang praktek siswa
Dalam kesempatan yang sama Kepala SMKN 1 Majalaya, Upie Indra Kusuma, S.Pd., M.M., menambahkan bahwa animo masyarakat pada PPDB tahun ini meningkat pesat.
Karena saat pelaksanaan PPDB tahap satu di tahun lalu ada 600 pendaftar untuk tahap satu, sekarang di tahap saru sudah 807 pendaftar.
Oleh sebab itu kata Upie, berharap agar kekurangan kelas ini bisa dengan segera terealisasi. [SR]***