majalahsora.com, Kota Bandung – Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat (Jabar) menerima kunjungan kerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jum’at (28/05/2021).
Pada kesempatan tersebut Emil, Gubenur Jabar biasa disapa, menyampaikan inovasi-inovasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sebagai bahan studi banding Anggota DPRD DKI Jakarta.
Sebelum bertemu Emil anggota DPRD DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta dan Dinas KUK membahas program OPOP yang menjadi salah satu unggulan Jabar dalam pemberdayaan ekonomi.
Idris Ahmad, anggota DPRD DKI Jakarta mengatakan, pihaknya akan mengadopsi keberhasilan OPOP di Jabar untuk pemberdayaan UMKM di Jakarta.
Menurut Idris, ada program yang serupa dan siap dilaksanakan di Jakarta.
“Ingin belajar tentang pemberdayaan UMKM terutama di masa pandemi ini hingga masa recovery nanti. Kami melihat keberhasilan OPOP dan bisa juga dilaksanakan di Jakarta untuk berbagai komunitas berbeda,” kata Idris.
Sedangkan Kusmana Hartadji, Kepala Dinas KUK Jabar mengatakan, pesantren binaan Dinas KUK Jabar melalui program OPOP, dalam waktu dekat akan mengekspor udang Vaname ke beberapa negara Asia.
“Pesantrennya ada di Tasikmalaya, memiliki usaha budidaya udang jenis Vaname. Akhir Juni ini sudah dipanen, dan awal Juli bakal ekspor,” kata Kusmana.
Adapun negara tujuannya yakni Malaysia, Taiwan, dan Singapura. Dinas KUK Jabar bersama pesantren dan pembeli dari luar negeri hingga kini terus berkomunikasi untuk memastikan pelaksanaan ekspor tersebut.
Di hadapan anggota DPRD DKI Jakarta, Kusmana menyebutkan jika program OPOP sejak dimulai 2019 lalu hingga saat ini sudah menyasar sebanyak 1.574 pesantren di 27 kabupaten dan kota di Jabar.
Ada sepuluh bidang usaha yang dikembangkan.
Sebanyak 185 orang pendamping juga sudah diturunkan untuk membantu pengelola pesantren dalam pengembangan produk unggulannya.
Kesepuluh bidang usaha itu adalah bidang makanan, peternakan, fashion, perikanan, pertanian, perdagangan, kerajinan tangan, layanan jasa, minuman dan usaha jenis lainnya.
“Tahun 2021, kami kembali menargetkan sebanyak 1.000 pesantren baru akan lolos dalam program OPOP. Saat ini yang sudah mendaftar mencapai 1.600-an, akan dilakukan seleksi,” kata Kusmana.
Kemudian ia menjelaskan, OPOP mampu meningkatkan pemberdayaan ekonomi pesantren di Jabar.
Di mana selama ini pembiayaan pesantren sangat mengandalkan bantuan dana waqaf, hibah pemerintah dan sumbangan orangtua. Kini pesantren sudah mampu menghasilkan pendapatan dan mandiri secara ekonomi.
Meskipun demikian tidak semua pesantren sudah memiliki nomor statistik pondok pesantren (NSPP) atau sudah terdaftar pemerintah sebagai salah satu syarat mengikuti program OPOP.
Pesantren yang sudah memiliki NSPP sekitar 8.264 lokasi. Padahal di Jabar jumlah pesantren diperkirakan lebih dari 12 ribu-an.
“Pak Gubernur mendorong agar pesantren program OPOP mampu berproduksi dan memasarkannya di pasar lokal hingga global. Targetnya lima pesantren harus bisa melaksanakan ekspor. Salah satunya yang akan dilakukan pesantren di Tasikmalaya , mengekspor udang Vaname,” kata Kusmana. [SR]***