H. Ujang Sutiana, M.M.Pd, (kanan) Korwas SMA Kota Bandung Disdik Jabar, KCD Wilayah VII menerima sovenir dari pihak Erlangga
majalahsora.com, Kota Bandung – MGMP Basa Sunda SMA/SMK se-Jabar, membuat banyak gebrakan sebagai upaya meningkatkan ajen inajen pengajaran Basa Sunda di sekolah. Bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan 1439 H, menggelar kegiatan penyusunan RPP (Rencana Program Pengajaran) dalam menyongsong pembelajaran tahun 2018-2019.
H. Ujang Sutiana, M.M.Pd, Korwas SMA Kota Bandung Disdik Jabar, KCD Wilayah VII
Digelar dari tanggal 30-31 Mei 2018 yang diikuti oleh 150-an, Guru Basa Sunda dari 27 kabupaten/kota. Kegiatannya sendiri setiap hari berlangsung di Gedung Penerbit Erlangga, Jalan Soekano-Hatta, dari pukul 07.00-16.00.
Encep Ridwan, M.Pd., Guru Basa Sunda SMAN 3 Kota Bandung, yang juga Ketua MGMP Basa Sunda se-Jabar
Encep Ridwan, sebagai Ketua MGMP Propinsi Jawa Barat menuturkan, bahwa pada penyusunan RPP kali ini banyak memasukan konten pembentukan karakter dalam pengajarannya. Tujuannya untuk menghadapi kemajuan abad 21.
“Bahasa kerenna, sim kuring saparakanca nuju nyusun RPP abad 21, pikeun ngigelan jaman,” ujar Encep, disela-sela acara, Rabu (30/5/2018) siang.
Antusias Guru Basa Sunda susun RPP Abad 21
Ke depan Guru Basa Sunda bisa menitegrasi dan berinteraksi untuk mengahadapi perkembangan jaman. Sehingga pelajaran Basa Sunda tidak dipandang sebelah mata apalagi terpinggirkan.
Dalam penyususnan RPP abad 21 (nyusun kurikulum 2013) tersebut sebagai upaya menguatkan kemampuan para guru. SDM Guru Basa Sunda harus mengimplementasikan 4 C abad 21, yaitu, komunikasi, berpikir kritis dan dapat menyelesaikan masalah, kolaborasi, inovatif serta kreatif. “Termasuk Guru Basa Sunda harus paham serta memanfaatkan teknologi IT, karena jaman sekarang teu lesot tina dunya IT. Contohnya Singapura yang telah berbasis IT dalam pembelajarannya. Minimal kita bisa ngeunteung minimal bisa menyamai negara tersebut,” terangnya.
Diikuti 150 an Guru Basa Sunda se-Jabar
Dirinya pun berharap, kegiatan ini menjadi bekal untuk para Guru Bahasa Sunda, dalam menghadapi tahun pelajaran 2018-2019, “Apabila kelak para rekan Guru Basa Sunda ditanya oleh kepala sekolah atau pun para pengawas mengenai RPP tahun pelajaran tahun ini, mereka telah memilikinya,” jelas Encep.
Cecep (batik biru), Guru Basa Sunda dari SMAN 3 Kota Cimahi
Lebih lanjut Encep mengatakan bahwa bisa berlangsung kegiatan tersebut tidak lepas dari dukungan semua pihak, di antaranya, para kepala sekolah, pengawas tidak terkecuali Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. “Namun sayang Pa Hadadi tidak bisa hadir pada saat acara pembukaan berlangsung. Padahal kami telah mengundang beliau secara langsung, mungkin sedang ada kesibukan di tempat berbeda. Mudah-mudahan ke depan, di lain acara beliau bisa hadir di hadapan para Guru Basa Sunda se-Jabar. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kami Guru Bahasa Sunda,” katanya.
Kegiatannya berlangsung dari tanggal 30-31 Mei 2018
Sebagai perwakilan Disdik Jabar, hadir Ujang selaku Korwas KCD Wilayah VII, yang membuka acara. Untuk pematerinya diberikan langsung oleh pakarnya, yaitu Tatang, dari LPMP Propinsi Jawa Barat (hari pertama). Di hari berikutnya hadir pemateri yang tidak kalah hebatnya, khususnya perihal pengajaran Basa Sunda, yaitu Dingding Khaerudin dari UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Basa Sunda.
Guru Basa Sunda dari SMAN 23 Bandung
“Sengaja kami undang pemateri yang kapabel (cakap) di bidangya. Adapun hadirnya Pa Dingding untuk mengevaluasi RPP nya,” jelas Encep yang merupakan Guru Basa Sunda di SMAN 3 Kota Bandung.
Encep, mewakili rekan-rekan MGMP Basa Sunda se-Jawa Barat berharap agar Guru Basa Sunda lebih diperhatikan dan difasilitasi oleh pemerintah. Terutama dalam memenuhi keinginan Guru Basa Sunda sebagai garda terdepan dalam mengembangkan dan memelihara nilai luhung Basa, Sastra Sunda.
RPP Abad 21 agar Basa Sunda tidak terpinggirkan
“Pemerintah dari jauh-jauh hari harus memberikan kepercayaan kepada MGMP untuk memberdayakan kemampuan para gurunya. Diantaranya mengadakan diklat dan pelatihan yang memang telah menjadi agenda resmi. Bukan sekedar kegiatan formalitas saja, memanfaatkan kami sebagai suatu lembaga, untuk kepentingan yang tidak ada koleasinya,” tegasnya.
Masih kata Encep, semua bentuk kegiatan tidak terlepas dari dukungan, baik moril dan meteril. “Ke depan kami berharap ada alokasi dana dari pemerintah melalui Disdik Jabar. Setidaknya bisa dianggarkan untuk kegiatan MGMP Basa Sunda. Kelak akan lebih baik dan tepat sasaran. Bukan kegiatan yang alakadarnya. Kini kami masih swadaya setiap mengadakan kegiatan, serta seoptimal mungkin penuh makna,” ujar Encep.
Guru Basa Sunda dari 27 kabupaten/kota hadir
“Pokoknya jangan sampai pengajaran Basa Sunda Terpinggirkan. Kami terus berupaya agar Basa Sunda nanjung. Kami pun masih menyayangkan dihapusnya BPBDK (Balai Pengembangan Bahasa daerah dan Kesenian) Disdik Jabar, yang sebelumnya menjadi lembaga yang memayungi kami. Ke depan pengajaran Basa Sunda mutlak diajarkan disetiap tingkat kelas (X, XI, XII) dan seluruh SMA/SMK yang ada di Jawa Barat,” pungkasnya. [SR]***