majalahsora.com, Kota Bandung – Delapan bulan lebih lamanya pembangunan 12 ruang kelas SMAN 2 Cianjur yang rusak berat akibat gempa bumi di “Kota Tauco” Cianjur pada tanggal 21 November 2022, belum juga rampung.
Padahal rencana awal pembangunannya selesai sekitar tiga sampai empat bulanan.
Selain itu, sampai saat ini SMAN 2 Cianjur dijadikan selter/depo atau pusat menyimpan bahan bangunan untuk pembangunan gedung rusak di Cianjur yang terdampak gempa bumi.
Hal ini pun berdampak kepada proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 2 Cianjur yang tidak bisa berjalan secara optimal, apalagi saat ini sudah memasuki tahun ajaran 2023/2024.
Imbasnya pembelajaran yang biasanya masuk pagi semua, dibagi menjadi dua shift masuk pagi dan siang. Energi guru pun terkuras karena harus mengajar dari pagi hingga sore hari.
Sebelumnya pada tanggal 27-28 Februari 2023 lalu, anggota Komisi V DPRD Jabar sengaja datang melihat kondisi di lapangan.
Kala itu Abdul Hadi Wijaya, Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar mengatakan bahwa mestinya pembangunan 12 kelas ini bisa rampung di Januari 2023.
“Harusnya Januari (2023) beres, tapi masih banyak yang belum selesai. Seperti di SMAN 2 Cianjur itu dari sekitar 25 ruangan yang rusak ,ada 12 kelas yang sudah dirobohkan tapi belum dibangun sama sekali. Anak anak tiga bulan ini belajar masih di tenda atau daring,” kata Gus Ahad, akrab disapa, Rabu (1/3/2023) di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung.
Berkaitan dengan belum rampungnya pembangunan tersebut, perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar pun sengaja berkunjung ke SMAN 2 Cianjur, kondisi pembangunannya sudah hampir rampung, sekarang sedang finishing.
Namun saat akan memotret kondisi ruangan yang telah dibangun, awak media dari FWP Jabar sempat dihadang, dihalang-halangi oleh pihak kontraktor (Waskita) dan ada miss komunikasi. Namun akhirnya bisa diselesaikan secara baik.
Kepala SMAN 2 Cianjur, Haruman Taufik Kartanegara, S.Pd., M.M.Pd., pun ingin agar pembangunannya cepat selesai.
“Nggak tahu masalahnya apa sehingga lambat selesainya. Kami sudah bosan menanyakan ke pihak kontraktor. Kasihan anak-anak dan guru kami,” kata Haruman di ruang kerjanya, Jalan Pangeran Hidayatullah No 121, Rabu (20/9/2023).
“Kami keluarga besar SMAN 2, berharap pembangunan ini selesai sebelum bulan Oktober 2023 ini. Jalan juga (di halaman sekolah) diperbaiki seperti semula. Sekarang kondisinya rusak akibat truk mengangkut beban berat,” Haruman berharap.
Sedangkan siswa kelas XII SMAN 2 Cianjur, Reynaldi Artanto berharap bangunan segera dibereskan, bangunannya kokoh.
“Yang menjadi gangguan bagi saya menjadi sulitnya berinteraksi di luar jam pelajaran, seperti ekskul juga,” kata Rey.
“Terkait dengan fasilitas komputer yang masih rusak (belum diganti), otomatis pelajaran seperti informatika desain terganggu. Termasuk fasilitas penelitian laboratorium, seperti pelajaran fisika jadi sangat sulit,” kata Rey.
Rekan Rey, Khairunna Putri, Kelas XII menambahkan bahwa ia dan teman lainnya di SMAN 2 Cianjur, selama ini belajar kurang kondusif.
Pasalnya siswa kelas XII memerlukan waktu lebih untuk belajar di sekolah dengan guru.
“Jadi harapan kami pembangunannya selesai lebih baik. Belajarnya nggak cuma 25 menit (satu jam pelajaran) dan sebagainya. Kalau bisa jam belajarnya seperti normal kembali khusus untuk kelas XII,” kata Una, akrab disapa.
Ia pun menjelaskan belajar paska gempa, masih ada rasa traumatis.
“Kalau ada yang lari-lari di gedung masih ada perasaan was-was ada gempa atau apa. Jadi lebih ke trauma,” kata Una, yang saat gempa sedang berada di sekolah. [SR]***