Netty Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat (kanan)
majalahsora.com, Kota Bandung – Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan membuka Kongres Nasional III Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) di Ballroom eL Royale Panghegar Bandung, Kamis (30/11/17). Ditemui usai acara Netty mengungkapkan bahwa perawat di Indonesia khususnya Jawa Barat harus bisa bekerjasama dengan berbagai sentra kegiatan masyarakat yang masif seperti Posyandu, Majelis Ta’lim, ataupun PKK.
“Ya itu karena jumlah SDM ASN terbatas maka kita berharap para perawat di berbagai daerah mampu berkiprah, terlibat, dan bekerjasama dengan berbagai sentra kegiatan masyarakat yang masif,” ungkapnya.
“Terkait masalah kebijakan tentu harus diperjuangkan lewat saluran yang bisa menyuarakan. Kalau dalam konteks peraturan bisa ke kementrian atau anggota DPR RI karena mereka yang berwenang mengeluarkan kebijakan. Sementara dalam konteks optimalisasi peran ya harus bekerjasama dengan pemerintah provinsi juga kabupaten/kota, bisa juga dengan PKK. PKK tentu menjadi pihak yang sangat diuntungkan kalau kemudian bisa bekerjasama dengan teman-teman perawat,” tambah Netty.
Bila dilihat dari segi komposisi, jumlah perawat ada sekitar 1/3 dari tenaga medis dan sebagian besar waktunya juga digunakan untuk bertemu, merawat pasien, mereka mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan kesehatan pasien.
Dalam hal ini, lanjutnya, perawat manajer diharapkan dapat menggerakkan teman sejawat di fasilitas kesehatan untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang baik.
“Itulah mengapa perawat dengan pengetahuannya, dengan jenjang pendidikannya, dengan pengalamannya kita harapkan tidak hanya berkiprah di layanan kesehatan yang primer di Rumah Sakit dan perawatan asuhan mandiri dengan melakukan perawatan di rumah. Tapi saya berharap perawat mampu meluaskan rasa empati dan pandangannya ke seluruh anggota masyarakat,” katanya.
Terakhir Netty mengatakan harapannya untuk penyelenggaraan Kongres Nasional III para Perawat Manajer ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajerial dalam mengelola pelayanan keperawatan yang kompetitif, berkualitas, efektif dan efisien sesuai perkembangan trend globalisasi.
“Kita berharap kongres berjalan dengan baik dan terpilih ketua yang memiliki komitmen juga kapasitas dan kapabilitas yang bisa membawa roda organisasi ini sebagai wadah berkumpul, meningkatkan kompetensi semua anggotanya dan menjadi sarana pembelajaran,” harapnya.
“Dan ini tentu menjadi tuntutan juga konsekuensi bagi perawat untuk terus meningkatkan kompetensi. Kompetensi inilah yang kemudia harus dikejar sebagai salah satu tujuan penyelenggaraan kongres nasional kali ini. Agar kongres ini mampu menyasar pada berbagai aspek, diantaranya aspek fisiologis, psikolosigis, dan aspek sosial kultural,’ tutup Netty.
Pertemuan ilmiah tahunan manajer ini akan dilaksanakan dari tanggal 30 November sampai 2 Desember 2017 yang berisi kegiatan seminar serta workshop disertai pemaparan hasil-hasil riset tentang manajemen pelayanan keperawatan untuk memperkuat fungsi dan peran perawat manajer di pelayanan keperawatan. [SR]***