majalahaora.com, Kota Bandung – Selama memimpin SMAN 10 Kota Bandung, Ade Suryaman telah banyak menorehkan prestasi dan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
Di antaranya dari segi sarana prasarana, gedung perkantoran yang mirip dengan Gedung Sate, bisa selesai tepat waktu pembangunannya. Kemudian pembangunan kantin sehat yang representatif, pembangunan tolilet siswa, terbaru rehab kelas dekat lapang sekolahnya.
Dari segi akademik, SMAN 10 Kota Bandung, di bawah kepemimpinannya menjadi salah satu sekolah, penyelenggara pendidikan dengan sistem satuan kredit semester (SKS), sama dengan SMAN 3 Kota Bandung. Sistem tersebut telah berlangsung selama tiga tahun.
Sedangkan untuk capaian prestasi akademik di antaranya tahun ini sekitar 45 lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri, melalui jalur undangan atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun akademik 2020/2021.
Bersama pasangan mereka masing-masing
Adapun dalam raihan prestasi lomba berhasil menjadi juara pertama kompetisi Student Company Competition Regional Bandung, di Atrium Braga Citi Walk, Sabtu 6 Juli 2019, silam.
Pada kategori pelajar SMAN 10 Kota Bandung berhasil menyabet tiga penghargaan, yaitu The Best Vice President (VP) of Public Relation oleh Ambar, The Best VP of HRD oleh Jembar serta The Best President Director oleh Dzaki Muhammad.
Ajang itu merupakan kompetisi kewirausahaan membuat produk serta mengelola usaha mikro bisnis berbasis sosial.
Tidak mudah untuk bisa memenangkan kompetisi yang diadakan oleh CitiIndonesia (Citi Bank) melalui kegiatan CSR-nya Peka (Peduli & Berkarya), bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) itu.
Di samping itu ada juga prestasi siswa dari kelas Terbuka Atlet SMAN 10, yang telah mengharumkan nama sekolah, diberbagai ajang, daerah, nasional bahkan internasional.
Berbagai keberhasilan tersebut tidak luput dari kinerja para guru, komite sekolah, staff, tenaga kependidikan serta keluarga besar SMAN 10.
Namun sejak tanggal 10 Juli 2020, Ade Suryaman tidak memimpin SMAN 10 Kota Bandung lagi, ia dipindah tugaskan menjadi Kepala SMAN 27 Kota Bandung yang sebelumnya dipimpin oleh Hadili.
Sedangkan Udin Saehudin Kepala SMAN 13 Kota Bandung, akan meneruskan estafet kepemimpinannya.
Udin Saehudin, S. Pd., M. Pd., Kepala SMAN 10 Kota Bandung yang baru
Ade dan kepala sekolah di Cabang dinas pendidikan wilayah I-XIII, Disdik Jabar, hampir 90 persennya dirotasi, dan sesuatu yang wajar.
Setelah menyelesaikan verifikasi Ade dan seluruh kepala SMA negeri yang dirotasi dan promosi, kemudian melakukan sertijab dihadapan Endang Susilastuti, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, Di SMKN 3 Kota Bandung.
Jumat 17 Juli 2020 masa kerja Ade Suryaman, secara simbolis telah selesai di SMAN 10 Bandung digantikan oleh Udin Saehudin. Rotasi pisah sambut kepala sekolah diselenggarakan dengan suasana haru.
“Pisah sambut Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung” itu dihelat di depan gazebo SMAN 10 Dihadiri oleh para guru, komite sekolah, staf, tenaga kependidikan, OSIS SMAN 10 dan lainnya.
Udin pun didampingi dan diantarkan oleh staf dan guru SMAN 13 Bandung.
Dalam pidatonya Ade Suryaman menyampaikan bahwa mainset harus terbuka atau membuka pola pikir. Totalitas tidak hanya sekedar melangkah dan mengerjakan sesuatu, namun harus terlibat mengenai apa saja yang ada di dalamnya.
“Tidak lupa juga dengan konsep informasi, komunikasi dan koordinasi dengan setiap lingkungan sekitar, seperti dengan guru lainnya, staff maupun dengan murid demi menjunjung tingginya transparansi. Karena sebagai kepala sekolah merupakan amanah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para peserta didiknya,” kata Ade yang sebelumnya pernah menjadi Kepala SMAN 6 Kota Bandung.
“Saya merasa bersyukur terutama atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Saya diberikan anugerah dan amanah untuk memimpin SMAN 10 ini, tidak terasa sudah 5 tahun kurang 3 bulan. Alhamdulillah saya juga mendapat dukungan dari semua pihak baik bapak dan ibu guru, tata usaha, komite sekolah serta alumni-alumni. Itulah yang membuat saya merasa diberikan spirit untuk selalu berkarya di SMA 10,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ade mengungkapkan menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok tidaklah mudah terutama dalam sebuah lembaga pendidikan.
“Tentu ada kendala atau tantangan yang dihadapi dalam setiap pencapaian baik secara individu maupun dalam sebuah lembaga. Tantangan pertama adalah bagaimana cara mengkondusifkan Sumber Daya Manusia baik bapak & ibu guru, tata usaha dan para peserta didik. Tantangan kedua yaitu pada infrastruktur,” kata Ade.
“Banyak bangunan yang dibangun dari tahun 2008 karena SMAN 10 berdiri sejak 1968 sehingga perlu banyak “rebuild” pada sekolah. Pihak sekolah selalu memberikan informasi, berkomunikasi serta berkoordnasi dengan keluarga SMAN 10 terutama para alumninya untuk menciptakan program-program yang memadai guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Program tersebut antara lain berupa Sekolah Rujukan, Sekolah Sehat, Sekolah Ramah Anak, Sekolah Keluarga, Sekolah Atlet dan rencananya akan ada Sekolah Damai,” imbuhnya.
“Alhamdulillah teman-teman sangat mendukung. Loyalitasnya sangat tinggi. Tanpa ada dukungan dari mereka, keberhasilan baik peningkatan struktur & infrastruktur maupun program-program sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Guru-guru kami sangat solid, semua bersama, hebat bersama. Karena di tingkat SMA itu istilahnya adalah jika semua maju bersama maka semuanya pun hebat bersama. Selain itu para guru pun mengantarkan anak-anaknya berprestasi ke tingkat internasional. Keberhasilan sebuah program merupakan hal yang relatif tergantung pada penilaian orang lain,” lanjutnya.
Di antaranya penerapan sistem SKS di SMAN 10, seperti perguruan tinggi yang pelaksanannya berjalan dengan lancar.
Sistem SKS menurut Ade memberikan kesempatan kepada para siswa yang memiliki potensi dan kemampuan, terutama pada kemampuan kecepatan belajar. Swhingga bisa bisa menyelesaikan studi selama 2,5 hingga 4 tahun, tergantung pada peserta didik dalam mempersiapkan dirinya.
Saat ditanya mengenai rotasi pergantian kepala sekolah, menurutnya hal itu wajar dan kini cukup baik, trasnparan dan bisa dikatakan akuntable. Karena objektifitas yang tinggi sudah sesuai dengan penilaian-penilaian yang ada.
Ade pun berharap kepada kepala sekolah yang baru bisa melanjutkan program-program yang sudah ada. Ditindaklanjuti dengan baik dan benar juga semakin maju. Termasuk pelaksanaan pengelolaan kelas Terbuka Atlet yang berkesinambungan. Lebih maju dan bahkan bisa lebih maju dari sebelumnya.
Sementara itu Udin Saehudin Kepala SMAN 10 yang baru, dalam sambutannya, mengajak warga 10 untuk melanjutkan program yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Ia akan menerapkan prinsipnya untuk menjalankan kegiatannya ke depan, yaitu K3 yang dijabarkan menjadi konsolidasi, koordinasi dan komunikasi.
Memiliki misi yang sama dengan Ade juga di bidang olahraga dengan mengembangkan dari sarana & pra-sarana, prestasi akademik dan lainnya.
Sedangkan Lilis Lisnawati Wakasek Kesiswaan di SMAN 10 Bandung memaparkan bahwa perkembangan sekolah terlihat pesat. Predikat yang disandang oleh SMAN 10 merupakan kerja keras Ade, komite sekolah dan rekan-rekannya di SMAN 10 untuk memajukan sekolahnya.
Menurut Lilis SMAN 10 dipercaya sebanyak 3 kali sebagai Sekolah Rujukan dengan berbagai tantangan dan dinamikanya.
Contoh lebih spesifiknya antara lain dalam pelaksanaan e-rapot dan sistem SKS. Dimana SMAN 10 mendapatkan apresiasi yang positif dari penyelenggara sistem SKS itu sendiri.
“Selain itu salah satu predikat lainnya yang diraih adalah predikat Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Terbuka Atlet,” kata Lilis.
Ia pun berpendapat bahwa Ade sangat totalitas dalam membuat inovasi-inovasi baru untuk memberikan kenyamanan dan kebanggaan di SMAN 10 Bandung. [SR-Bije]***