majalahsora.com, Kota Bandung – Tidak sedikit orangtua siswa kini mengeluh dengan pembelajaran dalam jaringan. Terlebih di tengah pandemi yang masih naik turun penyebarannya.
Hal itu berdampak kepada proses pembelajaran yang dilakukan secara daring/online di rumah masing-masing. Tidak bisa langsung tatap muka antara guru dan siswa, karena dikhawatirkan dan mencegah adanya klaster baru pandemi COVID-19.
Pembelajaran daring sendiri di tanah air telah berlangsung hampir selama lima bulan.
Di tambah dengan awal tahun ajaran baru 2020/2021 yang umumnya mulai dilaksanakan per hari Senin, tanggal 20 Juli 2020.
Namun pembelajaran daring itu terkendala dengan fasilitas yang ada.
Khususnya siswa yang tidak memiliki telepon seluler pintar, laptop termasuk kuotanya. Terlebih bagi masyarakat kurang mampu.
Ade Basar kakek dari siswa di salah satu sekolah di Kota Bandung, mengatakan bahwa selama pembelajaran daring terbebani oleh kuota internet.
“Kebetulan saya memiliki beberapa cucu yang duduk di bangku sekolah dan masih saya biayai. Selama belajar daring terbebani membeli kuota internet,” kata Ade kepada majalahsora.com, Senin (20/7/2020) siang.
Menurutnya kuota yang dibelikan itu cepat habis.
Ia pun berharap agar perusahaan penyedia layanan internet yang dimiliki oleh pemerintah bisa memberikan subsidi atau bantuan.
“Alhamdulillah untuk hp nya sudah ada. Namun kuotanya boros kalau lagi dipakai belajar daring,” kata Ade.
“Saya sih berharap bisa memasang dan langganan Indihome agar bisa dipakai bersama di rumah. Namun dengan biaya bulanan yang murah. Insya Alloh saya bisa bayar 50-100 rb/bulan langganan tv kabel plus internet. Asal bisa dipakai wifi dan digunakan ramai-ramai oleh cucu saya yang belajar daring. Sehingga tidak membengkak untuk beli kuota bulanan,” pungkas Ade, yang tinggal di daerah Cibeunying Kaler, Kota Bandung. [SR]***