majalahsora.com, Kota Bandung – Terkait rencana pengangkatan Honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) oleh Kemendikbud baru-baru ini mendapatkan kritikan dari Penggiat Pendidikan Asep Bukhori Kurnia.
“Rencana itu memang bagus tetapi harus dipikir dahulu mengenai nanti waktu pelaksanaannya. Jangan sampai membikin suasana yang kurang baik khususnya di kalangan honorer itu sendiri,” kata Asep atau AA Maung, sapaan akrabnya, Minggu (3/1/2020).
AA Maung sebagai nonoman Jawa Barat dan penggiat pendidikan menambahkan, akan lebih baik apabila seleksi itu diutamakan dulu yang sudah senior mempunyai masa kerja yang lebih lama minimal 10 tahun lebih.
“Saya pikir untuk tenaga honorer yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan yang mempunyai masa kerja tadi masih sangat banyak bahkan dari katagori K2 saja masih banyak yang belum diangkat jadi ASN,” kata Asep.
“Intinya jadi saya berharap kepada Mendikbud ada prioritas khusus bagi yang sudah lama mengabdi, dan saya rasa tidak sulit untuk hal itu karena di lingkungan Dinas Pendidikan juga sudah mempunyai data-data yang sudah lama mengabdi atau yang baru. Nanti bisa dilihat dari data dapodik, NUPTK atau sebagainya. Kasarnya jangan sampai “sisirikan” yang nantinya apabila banyak honorer yang mempunyai masa kerja lama tidak lolos seleksi justru akan jadi permasalahan baru,” beber Asep.
Menurutnya tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini sedang dalam keadaan darurat guru dan tenaga kependidikan. Ia menambahkan solusinya mengangkat honorer menjadi P3K. Sehingga para tenaga honorer mempunyai penghasilan yang tetap. Ke depannya mereka bisa lebih fokus dalam mengajar.
Asep pun berharap tenaga honorer yang usianya 50 tahun lebih menjadi prioritas apalagi yang sudah memasuki masa-masa pensiun.
“Hitung-hitung sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya selama mereka mengabdi kepada negara, sebagai tenaga honorer,” pungkasnya. [SR]***