majalahsora.com, Kota Bandung – Baru-baru ini Ridwan Kamil Gubernur Jabar, memberikan hadiah hp kepada Ade Londok yang viral dengan video YouTube “Odading Mang Oleh”.
Pada video “Odading Mang Oleh” Ade Londok berekspresi lucu menggunakan bahasa Sunda, mempromosikan odading itu dan laku keras. Namun patut disayangkan ada perkataan tidak pantas yang berulang kali diucapkannya. Saat berita ini naik ke ruang redaksi video tersebut pun sudah ditonton satu juta lebih. Di https://youtu.be/bWnWoSMJoqU.
Emil, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat sengaja datang langsung mendatangi Ade Londok untuk memberikan hp, malah ada wacana Ade Londok akan dijadikan duta kuliner.
Tangkapan layar saat Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberikan hp kepada Ade Londok
Asep B Kurnia pengamat dan aktivis pendidikan angkat bicara mengenai apa yang dilakukan Emil Gubernur Jabar.
“Aneh jelema ngomong nu teu pantes dibere pangajen ku Gubernur Jabar (Ridwan Kamil). Na euweuh deui nu leuwih pantes,” kata AA Maung, akrab disapa kepada majalahsora.com, Jum’at (18/9/2020) siang.
Ia menambahkan video “Odading Mang Oleh” yang spontan dibuat warga, tidak perlu dibesar-besarkan dan diapresiasi oleh orang nomor satu di Jabar.
Tangkapan layar Ade Londok, Odading Mang Oleh
“Memang lucu tapi yang menjadi kekhawatiran dari saya terutama dalam hal bahasanya yang cenderung tidak pantas terlebih ditiru. Justru yang saya takutkan dengan diberinya penghargaan atau hadiah sama Kang Emil nanti disalah persepsikan. Bahwa itu adalah hal yang baik, nantinya akan mempengaruhi anak-anak terutama yang melihatnya bahwa bahasa seperti itu menjadi hal yang lumrah. Padahal menurut saya pribadi, agak miris untuk didengarnya dengan keluarnya bahasa-bahasa binatan. Seolah-olah dibenarkan,” kata AA Maung yang juga tokoh nonoman Sunda.
Ia pun berharap ke depannya, Emil sebagai Gubernur Jabar bisa lebih menimbang dulu untuk memberikan suatu penghargaan. Meskipun hal itu yang membuat booming, menjual dan lucu. Namun dari segi aspek pendidikannya harus bisa lebih dipertimbangkan.
AA Maung pun tidak memungkiri bahwa video viral itu membuat dagangannya laku.
“Saya pribadi selaku orang Sunda dan Jawa Barat sangat prihatin karena hal demikinan jangan dianggap sebagai kebiasaan yang benar yang nanti akan ditiru oleh anak-anak kita. Terutama dalam hal bahasanya. Karena saya sebagai orangtua tentu mengedepankan etika dalam berkomunikasi dan berbahasa. Termasuk dalam mengungkapkan sesuatu yang harus lebih dipertimbangkan. Jangan asal-asalan, apalagi mendapat dukungan dari gubernur,” tegasnya. [SR]***