majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Sabanyak 252 Mahasiswa Universitas Bale Bandung (UNIBBA) melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Rencananya ratusan mahasiswa ini, akan melakukan KKN selama 30 hari, dari tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2023.
Sebelum diberangkatkan, mereka diberi pembekalan materi KKN dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, di Aula Gedung RH Lily Sumantri, Senin (31/7/2023).
Difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Pembekalan dan Pelepasan Mahasiswa KKN ini, mengusung tema “Tematik Kebangsaan”.
(Pendaftaran mahasiswa baru Universitas Bale Bandung tahun akademik 2023-2024, Kampus Berkualitas klik di pmb.unibba.ac.id)
Rektor UNIBBA, Dr. Ir. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., (kiri) saat menyerahkan cinderamata kepada Kadis LH Kabupaten Bandung
Di hadapan Pembina Yayasan, Rektor, Warek, Dosen dan mahasiswa yang akan KKN, Asep memberikan apresiasi kepada UNIBBA karena berhasil menduduki ranking 16 dari 25 Perguruan Tinggi terbaik se-Bandung Raya versi Edurank.
Berkaitan dengan pembekalan KKN ini, ia menjelaskan mengenai perlunya menjaga lingkungan, kebersihan termasuk budaya hidup ramah lingkungan.
Contoh kecil penggunaan tumbler di kalangan mahasiswa. Menurut Asep hal tersebut bisa mengurangi sampah botol air mineral. Asep pun mengapresiasi mahasiswa yang membawa tumbler.
Pembina Yayasan Bale Bandung, Medi Mahendra, AP., S.Sos., M.Si (kanan), saat memberikan pembekalan
Masih berkaitan dengan KKN, Asep pun menegaskan bahwa KKN mahasiswa itu bukan seperti era dulu. Di mana kala KKN ke desa, mahasiswa diibaratkan “sinterklas”.
Tetapi mahasiswa yang KKN sekarang, justru harus mempraktekkan keilmuan yang didapat saat di bangku kuliah, bisa diaplikasikan di masyarakat.
KKN sendiri, menurut Asep merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk mengukur sejauh mana sinergitas, kebermanfaatan, kolaborasi perguruan tinggi dengan masyarakat dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, S.Sos., M.Si., saat memberikan pembekalan KKN di hadapan mahasiswa UNIBBA
“Terutama untuk memperkuat ihtiar kita, bahwa kalau berbicara mengenai lingkungan banyak sekali pendekatan strategi KKN mahasiswa. Salah satu energi yang harus kita manfaatkan secara optimal,” kata Asep.
“Kemudian mengedukasi masyarakat, mengenai hak dan kewajiban, tanggungjawab kita dalam menjaga, memelihara sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan,” imbuhnya.
Masih dikatakan Asep KKN ini juga akan memperbanyak pengalaman bagi mahasiswa, setelah belajar secara akademis di kampus, bisa melihat fakta di lapangan saat mereka menemukan masalah di lapangan, untuk pengembangan diri ke depan.
Jajaran Yayasan, Rektorat dan Dosen UNIBBA
Asep pun memberikan gambaran kepada mahasiswa, bahwa potensi masyarakat di desa itu sangat luar biasa.
“Segala macam masyarakat di desa itu ada, dari yang pintar, yang kaya yang gagah, macam-macam. Tadi saya berikan contohnya ke mahasiswa. Saya sendiri tinggal di desa,” kata Asep.
“Makanya saya juga tadi menawarkan untuk main ke rumah saya kita diskusi, kita lemparkan gagasan inovasi. Saya sampaikan bahwa mahasiswa tidak perlu berkecil hati, tidak perlu menjadi sinterklas, karena dikekuatan masyarakat sudah sangat lengkap. Tinggal disentuh berkolaborasi, bagaimana gagasan yang inovatif akan tumbuh menjadi kekuatan bersama,” kata Asep.
Suasana kegiatan pembekalan dan pelepasan, mahasiswa UNIBBA yang KKN
Sedangkan jajaran Pembina Yayasan Bale Bandung, Medi Mahendra, memberikan pesan penting bagi mahasiswa ini.
Kata Medi KKN merupakan bagian daripada bentuk implementasi, dari semua proses transfer ilmu selama berkuliah dan mereka terapkan di lapangan.
“UNIBBA sendiri sebagai salah satu perguruan tinggi kebanggaan Kabupaten Bandung, memiliki mahasiswa yang berdedikasi dan identitas sangat tinggi. Untuk menunjukkan performa yang lebih baik, memberikan kontribusi keilmuannya untuk diterapkan di desa,” kata Medi.
Mahasiswa UNIBBA yang dilepas untuk KKN
“Tadi hal terpenting yang saya sampaikan, mahasiswa UNIBBA bisa melahirkan legacy di tengah masyarakat, setelah rampung mengikuti KKN,” imbuhnya.
Ia pun berpesan agar mereka menjadi mahasiswa mahasiswi yang ber-akhlak.
“A nya akuntabel, mereka harus bisa menunjukkan nilai-nilai kejujuran di tengah masyarakat. Lalu mereka harus memiliki kompetensi (untuk K nya). Memiliki sikap yang sangat humanis (untuk H nya) berhadapan dengan masyarakat di era seperti ini. Lalu memiliki loyalitas (untuk L nya) dengan lingkungan yang ada. Terakhir harus bisa kolaborasi (untuk K nya) dengan seluruh stakeholder yang ada di desa,” kata Medi.
Mahasiswa UNIBBA ber-Akhlak
Apabila konsepsi ber-akhlak ini bisa dijadikan sebuah karakter mahasiswa mahasiswinya, Medi berharap, UNIBBA bisa berkontribusi terhadap lingkungan sekitar.
Dalam kesempatan yang sama Rektor UNIBBA, Ibrahim Danuwikarsa menambahkan bahwa mahasiswa UNIBBA yang sedang KKN, terlebih berkaitan dengan tema lingkungan hidup, sebaiknya memanfaatkan program yang sudah dicanangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Bandung.
“Maksud saya karena melihat waktu yang singkat hanya satu bulan. Jadi kalau ada program lain memerlukan waktu yang sangat panjang,” kata Iim, Rektor UNIBBA biasa disapa.
Medi saat menyerahkan SK Dosen Pembimbing KKN 2023
“KKN ini juga mencerminkan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat dan perguruan tinggi. Ini merupakan program penthahelix,” pungkas Iim.
Tiara Santi, mahasiswi UNIBBA semester enam dari Prodi Ilmu Pemerintahan, FISIP, melakukan KKN di Desa Panundaan, Kacamatan Ciwidey.
Ia akan mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus setelah melakukan observasi di tempat ia KKN.
Mahasiswa UNIBBA, yang berkuliah di kampus ranking 16 terbaik di Bandung
Resta Nugraha, mahasiswa semester enam dari Prodi yang sama akan melaksanakan KKN di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali.
Menurutnya dengan tema “Tematik Kebangsaan” sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Salah satunya itu pengabdian masyarakat. Maka mahasiswa di sini mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan pada masyarakat. Baik itu dalam lingkup secara lingkungan, secara kebersihan, ataupun pengaruh masyarakat yang sifatnya khusus,” kata Resta.
Masih dikatakan Resta, sebagai mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, ia ingin mengetahui bagaimana pelayanan pemerintah, kepada masyarakat desa apakah sampai serta tepat sasaran.
M. Resta Nugraha, Tiarasanti Wulandari dan Ryanto Bagus Tiwa (kiri ke kanan)
Makanya kata Resta dengan KKN ini, berharap bisa meningkatkan potensi-potensi sumber daya alam dan juga sumber daya manusianya.
“Agar nilai-nilai nasionalisme kebangsaan ini bisa terserap oleh semua kalangan dan setiap orang,” kata Resta.
Diketahui dalam KKN ini mahasiswanya dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok ada 21 orang.
Mahasiswa yang melakukan KKN ini terdiri dari mahasiswa Prodi Agribisnis, Prodi Agroteknologi, Prodi Pendidikan Geografi, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan IPS, Prodi Teknik Informatika, Prodi Sistem Informasi, Prodi Matematika, Prodi Ilmu Pemerintahan, Prodi Ilmu Keperawatan dan Prodi Akuntansi. [SR]***